Intisari

Kiat Meraih Lailatul Qadar

Meraih Laitul Qadar merupakan dambaan setiap insan muslim. Mengapa demikian? Ya, memang begitu seharusnya seorang muslim, selalu mengharap hidayah, maghfirah serta rahmat Allah.

Bukankah pada malam tersebut terdapat keutamaan-keutamaan yang luar biasa sebagaimana yang Allah jelaskan di dalam Al Qur’an maupun Rasul-Nya terangkan di dalam As Sunnah ?

Di antara keutamaan-keutamaannya adalah akan diampuni dosa-dosa bagi siapa saja yang shalat pada malam Lailatul Qadar.

Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَ احْتِسَابًا غُفِرَ له مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadar dalam keadaan iman dan dengan penuh harapan (balasan dari Allah) niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

KAPAN MUNCULNYA LAILATUL QADAR?

Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini adalah pendapat jumhur ulama bahwa munculnya Lailatul Qadar pada salah satu malam diantara malam-malam ganjil di sepertiga akhir (10 terakhir) Ramadhan.

Dasarnya hadits ‘Aisyah, beliau berkata : ”Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu menantinya pada malam-malam akhir di bulan Ramadhan kemudian beliau berkata: “Raihlah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di akhir bulan”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Apabila keadaan seorang muslim tidak memungkinkan karena sakit atau yang lainnya, maka jangan sampai luput baginya malam keduapuluh tujuh Ramadhan.

Sebagaimana hadits Ibnu Umar bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

اِلْتَمِسُوْهَا فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَوْ عَجِزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ علَىَf السَّبْعِ الْبَوَاقِى

“Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh hari terakhir, jika salah seorang diantara kalian dalam keadaan lemah (tidak mampu) maka jangan sampai luput baginya malam keduapuluh tujuh”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

KESUNGGUHAN MENGHIDUPKAN LAILATUL QADAR

Barangsiapa yang terhalangi untuk mendapatkan Lailatul Qadar yang penuh barokah ini maka dia telah terhalangi pula dari seluruh kebaikan-kebaikan tersebut.

Sehingga sudah seharusnya bagi setiap muslim untuk bersemangat mencari keutamaan malam tersebut.

Sebagaimana hadits Aisyah, beliau berkata : ”Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika memasuki sepuluh terakhir mulai menjauhi istrinya, menghidupkan malamnya, serta membangunkan keluarganya pada malam tersebut”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Dan di riwayat Muslim : ”Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersungguh-sungguh (dalam beribadah) pada sepertiga akhir bulan, yang tidak sama kesungguhannya diselain malam-malam tersebut”.

TANDA MUNCULNYA LAILATUL QADAR

Telah diriwayatkan dari Ubay Bin Ka’ab, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

“Pagi harinya matahari terbit dalam keadaan tidak menyilaukan, seperti halnya bejana yang dari kuningan”. (H.R Muslim).

Dalam riwayat yang lainnya dari jalan Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

”Lailatul Qadar adalah malam yang tenang dan sejuk yang tidak panas maupun dingin serta sinar matahari di pagi harinya tidak menyilaukan”. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar).

Dan kita tidak boleh menentukan tanda-tanda Lailatul Qadar selain dari yang disebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih.

DOA YANG DISUNNAHKAN PADA MALAM TERSEBUT

Aisyah bertanya kepada Rasulullah : ”Wahai Rasulullah jika aku mendapati Lailatul Qadar, do’a apa yang kuucapkan pada malam tersebut?”, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبَّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf maka maafkanlah aku”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Wallahu a’lam bish shawab.

Baca selengkapnya di : https://buletin-alilmu.net/meraih-lailatul-qadar/ | Buletin Al Ilmu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button