AudioIntisari

AUDIO: Puasa Ramadhan Bersama Pemerintah

 

Bulan suci Ramadhan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Bulan yang dipenuhi dengan rahmat dan ampunan. Tak heran bila kedatangannya menjadi dambaan.

Tak kalah istimewanya, ternyata bulan suci Ramadhan juga merupakan salah satu syi’ar kebersamaan umat Islam.

Namun merupakan fenomena yang cukup menyedihkan manakala syi’ar kebersamaan tersebut ternodai dengan adanya perbedaan dan perpecahan diantara elemen-elemen umat Islam itu sendiri. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Para pemirsa yang semoga senantiasa dirahmati Allah, memang terdapat beberapa perbedaan pendapat terkait penentuan awal Ramadhan, yaitu seputar penentuan dengan ru’yatul hilal ataukah dengan ilmu hisab. Juga penentuan dengan satu mathla’ atau masing-masing negeri mempunyai mathla’ sendiri-sendiri.

Namun, bila kita mau jujur tentang sebab utama pudarnya kebersamaan itu adalah semakin melemahnya salah satu prinsip penting dalam agama Islam dari hati sanubari umat Islam.

Prinsip itu adalah memuliakan dan menaati pemerintah umat Islam dalam hal yang ma’ruf (kebaikan).

Ketahuilah bahwa hubungan antara ketaatan kepada pemerintah dengan pelaksanaan puasa Ramadhan sangatlah erat, hal itu dikarenakan :

1. Puasa Ramadhan merupakan syi’ar kebersamaan umat Islam , dan kebersamaan itu tidaklah mungkin terwujud tanpa adanya ketaatan terhadap pemerintah.

2. Penentuan awal Ramadhan adalah perkara yg ma’ruf (kebaikan), maka wajib bagi umat Islam untuk menaati pemerintah karena hal ini diperintahkan dalam Islam. Terlebih Pemerintah telah berupaya maksimal menempuh sekian proses dalam penentuannya, mulai dari pengerahan tim ru’yatul hilal di sejumlah tempat hingga digelarnya sidang itsbat.

3. Realita membuktikan, bahwa dengan menaati keputusan pemerintah dalam perkara ini, benar-benar tercipta suasana persatuan dan kebersamaan umat.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Barang siapa menaatiku berarti telah menaati Allah, barang siapa menentangku berarti telah menentang Allah, barang siapa menaati pemimpin (umat)ku berarti telah menaatiku, dan barang siapa menentang pemimpin (umat)ku berarti telah menentangku.”

(HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu Hurairah).

Fatwa Para Ulama Seputar Puasa Ramadhan Bersama Pemerintah

Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata :

“Seseorang (hendaknya) berpuasa bersama pemerintah dan jama’ah (mayoritas) umat Islam, baik ketika cuaca cerah ataupun mendung.”

Beliau juga berkata: “Tangan Allah bersama Al-Jama’ah.”

(Majmu’ Fatawa 25/117).

Al Imam At Tirmidzi rahimahullah menjelaskan tentang hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam :

“Puasa itu di hari kalian (umat Islam) berpuasa, idul fitri itu adalah pada saat kalian berbuka (ber-idul fitri), dan (waktu) berkurban/idul Adha di hari kalian berkurban.”

Beliau (Al Imam At Tirmidzi) berkata: “Sebagian Ulama menafsirkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu tersebut dengan perkataan :

“Sesungguhnya puasa dan hari raya itu (dilaksanakan) bersama al Jama’ah (pemerintah) dan mayoritas umat Islam.”

( Tuhfatul Ahwadzi 2/37).

Semoga Allah senantiasa menjaga persatuan dan kebersamaan umat Islam di negeri ini dan diberikan taufiq untuk senantiasa menaati pemerintahnya dalam kebaikan.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Baca selengkapnya di Buletin Saku Al Ilmu Edisi khusus Ramadhan 05/1436 H/2015

https://buletin-alilmu.net/category/edisi-ramadhan/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button