Kemunculan Imam Mahdi antara Kenyataan dan Bayangan
Nama dan Nasab al-Mahdi
Secara bahasa al-Mahdi bermakna seorang yang diberi hidayah oleh Allah kepada al-Haq.
Kemudian al-Mahdi menjadi gelar bagi seorang pimpinan akhir zaman yang diberitakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Nama al-Mahdi adalah Muhammad bin ‘Abdillah.
Jadi namanya dan nama ayahnya sama persis dengan nama Rasulullah Muhammad bin ‘Abdillah.
Adapun secara garis nasab, beliau berasal dari keturunan Fathimah bintu Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dari anak cucu Hasan bin ‘Ali Radhiyallahu ‘Anhuma.
Berdasarkan hadits-hadits yang sangat banyak, di antaranya hadits dari shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي، وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا
“Kalau seandainya tidak tersisa dari dunia ini kecuali sehari saja, niscaya Allah akan panjangkan hari tersebut, sehingga Allah munculkan pada hari tersebut seorang pria dari kalangan ahli bait-ku. Namanya sama dengan namaku, dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku, dia akan memenuhi bumi ini dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya bumi telah dipenuhi dengan kezhaliman dan ketidak adilan.” (HR. Abu Dawud 4282, at-Tirmidzi berkata, “Hasan Shahih.”).
Sifat-Sifat al-Mahdi
Di antara sifat-sifat al-Mahdi adalah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari Shahabat Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Al-Mahdi berasal dari keturunanku, dahinya lebar dan hidungnya mancung. Dia memenuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan, sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi dengan kezhaliman dan ketidak adilan. Ia berkuasa selama tujuh tahun.” (HR. Ahmad (III/18) Abu Dawud 4285. Lihat Shahih al-Jami’ush Shaghir 6612).
Tempat dan Waktu Keluarnya al-Mahdi
Tidak ada dalil tegas yang menunjukkan tentang tempat dan waktu keluarnya al-Mahdi.
Namun para ulama bertopang dengan beberapa riwayat dalam menjelaskan hal ini. Dari berbagai riwayat yang ada tersebut, disimpulkan oleh al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitabnya an-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim (I/30) ;
“… bahwa al-Mahdi yang terpuji dan dijanjikan akan muncul di akhir zaman, asal kemunculannya adalah dari wilayah timur dan dia dibai’at di sisi Baitullah (Ka’bah), sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa hadits.”
Sikap Manusia Terhadap al-Mahdi
Kelompok Pertama, Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Mereka mengimani al-Mahdi, bahwa al-Mahdi benar-benar akan muncul di akhir zaman kelak sebagaimana diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits-haditsnya yang mutawatir.
Kelompok Kedua, Orang-orang yang mengingkari keberadaan al-Mahdi.
Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki ilmu tentang hadits-hadits shahih yang telah mutawatir tentang al-Mahdi.
Lebih mengedepankan akal dan logikanya di atas dalil-dalil tersebut. Sehingga mereka berani menolak untuk mengimaninya.
Ketiga, orang-orang yang berlebihan meyakini keberadaan al-Mahdi, sampai berani memunculkan mahdi-mahdi palsu alias fiktif, yang merupakan hasil rekaan khayalan mereka.
Di antara yang terkenal adalah kelompok sesat Syi’ah Rafidhah. Mereka memiliki versi Mahdi yang jauh berbeda dengan Ahlus Sunnah. Syi’ah meyakini bahwa Muhammad bin al-Hasan al-’Askari adalah Mahdi yang sekarang tengah hilang, karena masuk dalam gua bawah tanah di Samira’.
Maka kelompok kedua dan kelompok ketiga adalah sama-sama batil dan jauh dari kebenaran. Yang benar adalah keyakinan kelompok pertama, yaitu Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Wallahu a’lam bish shawab.