Doa Berlindung dari Keburukan Hati dan Jiwa
Jiwa setiap manusia memiliki peran penting dalam upaya menggapai tujuan hidup di dunia dan akhirat.
Keberhasilan dan kesuksesan akan diraih oleh orang-orang yang senantiasa membersihkan jiwanya dari berbagai macam kotoran, dan senantiasa meluruskannya dari kebengkokan. Sebaliknya, kerugian dan kesengsaraan akan menimpa orang-orang yang membiarkan jiwanya kotor sehingga menjadi mangsa setan dan hawa nafsunya. Hal ini selaras dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
{ قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا(10) }
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang membersihkan (hati)nya. Sungguh merugilah orang-orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10).
Karakteristik jiwa yang cenderung pada kejelekan, membuat perjuangan manusia untuk mengendalikannya tidaklah mudah, sangat butuh kepada pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Sungguh jiwa itu selalu menyeru kepada kejelekan, kecuali jiwa yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yusuf: 53).
Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dibanyak kesempatan senantiasa berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dihindarkan dari kejelekan jiwa dan senantiasa dijaga kesucian hatinya. Di antaranya adalah doa yang senantiasa beliau sisipkan dalam setiap pembukaan khutbahnya,
نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
Na-‘uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa wa sayyiaati a’maalinaa
“Kami berlindung kepada Allah dari kejelekan hati kami dan kejelekan amalan-amalan kami.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, an-Nasai, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dalam beberapa haditsnya yang shahih, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga berdoa dengan doa-doa berikut ini,
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
Yaa Hayyu Yaa Qoyyuum, birohmatika astaghiits, ashlihlihlii sya’nii kullahu, wa laa takilnii ila nafsii thorfata ‘ain
“Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Yang Berdiri Sendiri. Dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan. Perbaikilah urusanku seluruhnya, dan jangan Engkau serahkan aku pada diriku sendiri walau hanya sekejap mata.” (HR. an-Nasa’i dan al-Hakim).
اللَّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الهُدَى، وَالتُّقَى، وَالعَفَافَ، وَالْغِنَى
Allahumma innii as-alukal hudaa, wat tuqoo, wal ‘afaafa, wal ghinaa
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, terjaganya (jiwa) dan kekayaan (hati).” (HR. Muslim).
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللَّهمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلبٍ لَا يَخشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
Allahumma aati nafsii taqwaahaa wa zakkihaa anta khoiru man zakkaahaa, anta waliyyuhaa, wa mawlaahaa, Allahumma innii a-‘uudzubika min ‘ilmin laa yanfa’ wa min qolbin laa yakhsya’ wa min nafsin laa tasyba’ wa min da’watin laa yustajaabu laha
“Ya Allah karuniakanlah ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik Yang Mensucikannya, Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu, dan doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim).
اللَّهُمَّ أَلْهِمْنِي رُشْدِي، وَأَعِذْنِي مِنْ شَرِّ نَفْسِي
Allahumma alhimnii rusydii, wa a-‘idznii min syarri nafsii
“Ya Allah, berilah aku ilham yang benar dan lindungi aku dari kejelekan jiwaku.” (HR.at-Tirmidzi).
Perbanyaklah berdoa dengan doa-doa di atas serta doa-doa yang semisal agar jiwa kita senantiasa suci, sehingga kita bisa terhindar dari berbagai macam kejelekan.
Wabillahit taufiq