Agar Anak Perempuan Menjadi Penghalang dari Neraka
Dari Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, beliau berkata (yang artinya) :
Ada seorang wanita bersama kedua anak perempuannya masuk menemuiku dan meminta-minta (kepadaku, pen).
Wanita tersebut tidak mendapatkan apa-apa dariku kecuali sebutir kurma yang aku berikan kepadanya (pada saat itu yang dimiliki oleh Aisyah Radhiyallahu ‘Anha hanya sebutir kurma, ed).
Kemudian wanita tersebut membelahnya menjadi dua dan memberikan kepada kedua anak perempuannya dan dia tidak ikut memakan kurmanya sedikitpun. Kemudian ia berdiri dan keluar.
Lalu masuklah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menemui kami dan aku ceritakan kejadian tersebut kepada beliau.
Maka beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuannya maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.” (HR. Bukhari no. 1418 dan Muslim no. 2629).
Al-Hafizh Ahmad bin ‘Ali Ibnu Hajar al-‘Asqalani asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan hadits tersebut :
- Pada hadits tersebut ada balasan atas perbuatan ihsan¹ (kepada anak-anak perempuan).
- Keselarasan hadits tersebut dengan judul bab² ditinjau dari sisi bahwa ibu dari dua anak perempuan di atas ketika membagi sebutir kurma untuk kedua anak perempuannya, maka masing-masingnya mendapat separuhnya.
Wanita itu juga masuk dalam keumuman berita yang dikabarkan oleh ash-Shadiq (Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam) bahwa dia termasuk yang dilindungi dari api neraka karena dia termasuk hamba yang diuji dengan anak-anak perempuannya, dan diapun berbuat ihsan kepada mereka.
(Dikutip dari Fathul Bari jilid 3/357 dan 359).
Contoh pergaulan nyata dari Shahabat mulia Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu ketika putri kecilnya masuk menemuinya.
Maka beliau mendekap lehernya dan menciumnya dan berkata :
“Selamat datang wahai putriku, wahai penghalang Abdullah (Bin Mas’ud) dari neraka.” (Makarimu al-Akhlaq al-Kharaithi, hal. 634).
—————————
¹ Maksudnya keutamaan dilindungi dari api neraka tersebut didapati apabila pergaulan dengan anak-anak perempuannya diiringi dengab sikap penuh ihsan.
Perbuatan ihsan yang dimaksud adalah mencakup berbagai perbuatan baik -terkhusus yang disebutkan contoh-contohnya pada riwayat hadits lainnya- seperti bersabar atas kekurangan anak-anak perempuan, memenuhi nafkah dan kebutuhan makan minum dan pakaiannya, menikahkannya, melindunginya, berkasih sayang kepadanya, berinteraksi dengan baik serta bertakwa kepada Allah dalam urusan mereka. Semua contoh di atas terangkum dalam kata “ihsan”. (Fathul Bari jilid 10, halaman 526).
² Bab ” Ittaqu an-Naar wa lau bi Syiqqi Tamrah wa al-Qalil min ash-Shadaqah” (Bab Takutlah kepada Neraka Walaupun Dengan Separuh Butir Kurma dan Sedekah Yang Sedikit).