Apa yang Seharusnya Kita Lakukan Jika Melewati Daerah “Angker”?
Fenomena mitos memang tidak lepas dari kehidupan manusia. Berawal dari keyakinan bahwa sebuah tempat dinilai angker karena ada jin penunggunya.
Lalu berlanjut munculnya kebiasaan tertentu dari masyarakat disekitar tempat tersebut, diantaranya seperti membuang uang receh di sebuah tikungan jalan, jembatan, lampu merah dan yang lainnya.
Umumnya kebiasaan itu dilakukan di tikungan jalan yang banyak terjadi kecelakaan, bahkan tidak jarang dikatakan kalau jin penunggunya yang minta tumbal.
Atau kebiasaan lainnya dengan membunyikan klakson ketika melewati sebuah pohon. Biasanya dilakukan pada pohon besar dan rimbun yang dirasa oleh sebagian orang bernuansa angker.
Entah dalam rangka sopan santun dan permisi, intinya semuanya itu dilakukan agar menjaga keselamatan dirinya dari gangguan atau kemarahan sang jin penunggu.
Namun sangat disayangkan, tanpa disadari oleh para pelakunya, bahwa perbuatan tersebut bisa mengarah kepada bentuk memberikan persembahan kepada sang jin.
Al-Imam Ismail bin Umar Ibnu Katsir ad-Dimasyqi asy-Syafi’i rahimahullah di dalam kitab tafsir beliau membawakan kisah dari Tafsir Ibnu Abi Hatim rahimahullah dengan sanadnya sampai ke Imam Ikrimah di mana al-Imam Ikrimah rahimahullah berkata :
“Dahulu jin benar-benar takut terhadap manusia sebagaimana manusia pun takut kepada jin atau bahkan lebih takut lagi. Ketika manusia tiba di sebuah lembah, jin pun lari. Pimpinan rombongan manusia itu berkata :
“Kami berlindung kepada jin penunggu lembah ini.”
Maka sang jin (yang tadi berlari ketakutan) berkata :
“Kita lihat orang-orang ini takut kepada kita sebagaimana kita takut kepada mereka.”
Akhirnya para jin mendekat kepada mereka (mengganggu) dan menimpakan penyakit kegilaan kepada rombongan manusia tadi.
Itulah firman Allah Ta’ala :
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Bahwasannya dahulu ada sekelompok manusia meminta perlindungan dari jin, maka jin tersebut semakin menakut-nakuti, meneror, membuat ngeri dan mempermainkan sekelompok manusia tersebut.”¹ “(selesai penukilan).²
Para pembaca kaum muslimin rahimakumullahu jami’an, sebagaimana yang kita imani bersama bahwa agama Islam merupakan agama yang lengkap. Semua ada bimbingannya. Termasuk dalam hal ini.
Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam sabda beliau :
Barangsiapa yang berada pada sebuah tempat lalu membaca (dzikir) :
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung diri dengan kalimat-kalimat Allah dari kejahatan semua makhluk-Nya.”
Maka tidak ada apapun yang bisa membahayakannya sampai dia meninggalkan tempat tersebut.³
Maka wahai saudara-saudara kaum muslimin, hendaknya kita takut dan meminta perlindungan hanya kepada Allah semata, karena Dialah satu-satunya Dzat yang mampu melindungi kita dari segala macam mara bahaya, serta tidak ada makhluk yang mampu mencelakai makhluk lain kecuali dengan seizin-Nya.
Semoga Allah memberi kita ilmu yang bermanfaat. Amin.
————————
¹ QS. Al-Jin : 6.
² Tafsir Ibnu Katsir jilid 8 hal. 239 cet. Daar Thayyibah.
³ HR. Muslim no. 2708.