Adakah Amalan Khusus di Awal Bulan Dzulhijjah?
Bagi umat Islam, tentu tidak ragu lagi tentang keutamaan bulan Dzulhijjah. Salah satu dari empat bulan haram (suci) yang Allah tetapkan di dalam al-Qur’an.
Terlebih lagi di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, keutamaannya jauh lebih besar dibandingkan selainnya.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
مَا مِنْ أَيَامٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ
“Tidak ada hari-hari yang amal saleh padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini (10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Baca juga : https://buletin-alilmu.net/jangan-terluput-dari-pahala-terbesar-di-bulan-dzulhijjah/
Melihat keutamaan yang sangat besar pada bulan Dzulhijjah, terkhusus 10 hari pertamanya, membuat hati seorang muslim yang masih bersih fitrahnya tergiur untuk mengerjakan berbagai amalan ketaatan.
Lantas, amalan ketaatan apa saja yang disyariatkan pada bulan mulia ini?
Adakah amalan khusus yang bisa dikerjakan?
Jawaban pertanyaan di atas bisa dirinci menjadi dua keadaan. Tergantung kondisi seorang, apakah dia sedang menunaikan ibadah haji atau tidak.
Amalan Bagi Orang yang Berhaji
Bulan Dzulhijjah termasuk bulan-bulan haji. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan di dalam al-Qur’an :
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ
“Haji adalah bulan-bulan yang telah diketahui.” (QS. Al-Baqarah : 197).
Maka, orang yang sedang menunaikan ibadah haji, tentu ada berbagai amalan khusus bagi mereka. Itu semua termasuk dalam rangkaian ibadah haji yang harus ditunaikan.
Berikut beberapa contoh amalan tersebut :
Mabit di Mina pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah).
Wukuf di hari Arafah (9 Dzulhijjah). Ini adalah inti dari ibadah haji.
Ketika wukuf, disyariatkan untuk banyak berdoa dan berdzikir. Setelah itu malam harinya melakukan mabit di Muzdalifah.
Lempar jumroh, thawaf dan sa’i; serta amalan-amalan lainnya baik yang bersifat wajib atau sunnah.
Semua amalan tersebut dilakukan di bulan Dzulhijjah dan tentu ada rincian tatacaranya masing-masing.
Amalan Bagi Orang yang Tidak Berhaji
Adapun bagi kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan haji, maka ada amalan-amalan yang secara khusus disyariatkan di bulan Dzulhijjah.
Antara lain:
Puasa Arafah. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah akan menggugurkan dosa selama satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim).
Menunaikan shalat Idul ‘Adha dan berbagai amalan yang berkaitan dengannya.
Menyembelih hewan kurban di hari Raya atau hari-hari tasyrik (11, 12 dan 13 Dzulhijjah), serta memperbanyak takbir pada hari-hari itu.
Baca juga : https://buletin-alilmu.net/audio-bolehkah-takbiran-sebelum-idul-adha/
Adapun 10 hari pertama bulan tersebut, maka disunnahkan untuk memperbanyak ibadah secara mutlak, tidak ada batasan ibadah tertentu, sebagaimana disebutkan pada hadits di awal.
Sehingga, bagi yang mau melakukan ibadah puasa, memperbanyak doa, dzikir, membaca al-Qur’an, sedekah dan shalat, maka itu semua termasuk amal saleh yang paling dicintai Allah karena keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al ’Utsaimin rahimahullah menyatakan, sabda Nabi dalam hadits: “amal shalih…”, mencakup shalat, sedekah, puasa, dzikir, takbir, membaca al-Qur’an, berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahmi, berbuat baik kepada sesama, bertetangga yang baik, dan lain sebagainya… segala macam amal shalih.
Demikian beberapa amalan yang disyariatkan di bulan Dzulhijjah.
Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua untuk mengerjakan berbagai amal ketaatan.