Tips Bagi Pendamba Wanita Shalihah

Pembaca rahimakumullah, kita semua, terkhusus para orang tua atau suami, bertanggung-jawab dalam membentengi keluarga dari berbagai pengaruh buruk. Ya, semuanya wajib berusaha menjadikan kaum wanita terjaga dan menjadi shalihah.
Keshalihan tidak datang begitu saja. Begitu pula tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Akan tetapi harus diupayakan dengan sungguh-sungguh.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum sampai mereka berusaha mengubah diri mereka sendiri.” (QS. ar-Ra’d : 11).
Demikian juga, keshalihan tidak lepas dari taufik Allah Ta’ala. Jika Allah memberikan hidayah dan pertolongan kepada seorang wanita, niscaya ia akan menjadi shalihah. Allahlah Ta’ala yang memberikan hidayah. Segala sesuatu di tangan Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,
مَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلْمُهْتَدِ ۖ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ وَلِيًّۭا مُّرْشِدًۭا
“Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka dia pasti akan mendapatkan petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, niscaya tidak ada yang bisa menolong dan membimbingnya.” (QS. al-Kahfi: 17).
Dari dua ayat di atas, bisa kita simpulkan bahwa seorang hamba wajib berusaha, kemudian menggantungkan hasil usahanya kepada Dzat yang Maha Kuasa.
Kriteria Wanita Shalihah
Pembaca, Allah Ta’ala menyebutkan sifat-sifat wanita shalihah di dalam al-Qur’an,
فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌۭ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ
“Wanita-wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah dan menjaga apa yang diwajibkan Allah saat sendirian.” (QS. an-Nisa’: 34).
Dalam ayat di atas, disebutkan dua sifat wanita shalihah. Satu sifat berkaitan dengan hak Allah dan sifat lainnya berkaitan dengan hak orang lain atas dirinya.
- Taat kepada Allah Ta’ala
Di awal ayat, Allah Ta’ala menyebutkan sifat wanita shalihah yang pertama, yaitu : قَٰنِتَٰتٌ.
Maknanya adalah seorang wanita yang selalu taat kepada Allah Ta’ala. Ia selalu beribadah kepada-Nya dan memperhatikan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang hamba.
- Menjaga Hak Suami
Sedangkan pada penggalan ayat selanjutnya, Allah Ta’ala menyebutkan sifat seorang wanita shalihah dalam kaitannya dengan orang lain. Yaitu, menjaga hak suami saat suami tidak ada di sisinya. Lebih-lebih, saat suami ada.
Seorang wanita menjaga harta suami. Ia juga menjaga kepercayaan dan amanah suami. Seorang wanita shalihah tidak akan menghambur-hamburkan harta suami atau bahkan berkhianat terhadap janji sucinya.
Dua sifat di atas, yang terkait dengan hak Allah dan juga hak suami, akan menghantarkan seorang wanita menjadi pribadi shalihah. Dengan izin-Nya, akan dimasukkan ke dalam surga.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,
“Jika seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu dan berpuasa Ramadhan, lalu menjaga kehormantannya serta menaati suaminya, niscaya ia akan masuk ke dalam surga melalui pintu mana saja yang ia ianginkan.” (HR. Ibnu Hibban no. 4163, dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Dari sini bisa diambil kesimpulan, keshalihan seorang wanita harus dipenuhi dari dua sisi. Kaitannya dengan hak Allah, ini utama dan pertama. Dan kaitannya dengan hak suami, ini yang kedua dan tidak boleh ditinggalkan, terkhusus bagi wanita yang telah bersuami.
Sehingga, bagi para orang tua dan pendidik, hendaknya menanamkan kepada putra-putrinya dan anak didiknya kepribadian mulia untuk menjaga kehormatan diri. Dengan dua hal ini, seorang wanita akan menjadi pribadi yang shalihah.
Sejak kecil, anak wanita diajari untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala, dibiasakan untuk beribadah kepada-Nya, terkhusus kewajiban shalat dan puasa.
Sejak kecil pula, anak wanita ditanamkan kepadanya untuk menutup auratnya, menjaga kehormatan dan harga dirinya. Dipilihkan untuknya teman-teman baik dalam bergaul. InsyaAllah, ke depan ia akan menjadi pribadi shalihah dengan izin Allah Ta’ala.
Wallahu a’lamu bish shawab.
Baca selengkapnya di :