Bekal Pengantin Baru Mengarungi Bahtera Rumah Tangga Islami (1)

Segenap pembaca rahimakumullah,
Pernikahan adalah perkara yang sangat menakjubkan, prosesi yang sangat sakral. Bagaimana tidak, dalam waktu yang sangat singkat antara ijab dan qobul menjadikan sesuatu yang pada asalnya haram dan tidak boleh, menjadikannya halal dan boleh, dan menghubungkan sekian banyak pihak dengan satu ikatan. Sungguh ia termasuk salah satu tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Allah Ta’ala berfirman :
وَمِنۡ ءَایَـٰتِهِۦۤ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَ ٰجࣰا لِّتَسۡكُنُوۤا۟ إِلَیۡهَا وَجَعَلَ بَیۡنَكُم مَّوَدَّةࣰ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِی ذَ ٰلِكَ لَـَٔایَـٰتࣲ لِّقَوۡمࣲ یَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untuk kalian dari jenis kalian sendiri, agar kalian merasa tenang dan tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Ar-Ruum : 21).
Segenap pembaca rahimakumullah,
Sepasang suami istri yang menjalani kehidupan rumah tangga, seringkali di peribahasakan dan diumpamakan dengan orang yang mengarungi bahtera. Hal itu tiada lain, karena kehidupan berumah tangga terkadang mengalami pasang surut, badai menerjang, topan melanda, bahkan terkadang rumah tangga itu pun bisa mengalami karam, sebagaimana bahtera saat mengarungi samudra yang luas.
Semoga Allah melindungi bahtera kita agar tidak karam.
Sudah menjadi sebuah keniscayaan, bahwa orang yang hendak mengarungi samudra yang luas, maka dia harus mempersiapkan bekal perjalanan dan memperhitungkan segala resiko, halangan dan rintangan yang mungkin terjadi.
Segenap pembaca rahimakumullah,
Selayang pandang di atas, memberi kesimpulan kepada kita bahwa rumah tangga yang kita jalani, lebih khusus lagi bagi para pengantin baru, harus memiliki bekal dalam menjalaninya.
Berikut ini ada beberapa bekal dari bimbingan Qur’aniyah dan hadis-hadis Nabawiyah di dalam kita mengarungi bahtera rumah tangga:
– Bergaul di antara pasangan dengan pergaulan yang “ma’ruf”.
Allah Ta’ala berfirman :
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang ma’ruf (baik).” (QS. An-Nisa’ : 19).
Dengan menjalankan bimbingan dan prinsip ini, maka bi idznillah akan terwujud rumah tangga yang penuh sakinah mawaddah warahmah, rumah tangga tersebut akan langgeng dan terpancar kebahagiaan di dalamnya.
Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata dalam tafsir beliau terkait ayat 19 dari surat an-Nisa’ di atas :
“Dan (hendaknya seorang suami) tidak bermuka masam di hadapan istrinya tanpa sebab, dan hendaknya ia berbicara dengan ramah, tidak kasar, tidak keras, dan tidak menunjukkan kecenderungan kepada wanita lain.
‘Al-‘Isyrah’ berarti pergaulan dan kedekatan. Seperti dalam syair Tharfah:
‘Meskipun ia pergi jauh, sungguh aku tetap pada janji kekasih yang hidup bersama.’
Dia menyebut kekasih sebagai sekelompok orang yang bercampur seperti sahabat karib atau orang yang tenggelam bersama.
‘Aasyarahu mu‘aasyaratan’ artinya hidup bersama dengan baik. …
Maka Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan untuk mempergauli para istri dengan baik setelah akad nikah agar tercipta hubungan dan kebersamaan yang langgeng dan sempurna, karena hal itu lebih menenangkan jiwa dan menyenangkan dalam kehidupan. Ini adalah kewajiban suami, meskipun tidak diharuskan didalam hukum pengadilan.
Sebagian ulama berkata : Hendaknya suami juga berdandan untuk isterinya sebagaimana isteri berdandan untuknya.
Yahya bin Abdurrahman al-Hanzhali berkata: Aku datang menemui Muhammad bin al-Hanafiyyah, lalu ia keluar menemuiku dalam keadaan mengenakan kain selendang merah dan jenggotnya meneteskan minyak wangi. Aku bertanya: ‘Apa ini?’ Ia menjawab: ‘Isteriku yang memakaikan kain ini kepadaku dan ia mengoleskan minyak wangi padaku. Mereka (para isteri) juga menyukai dari kita apa yang kita sukai dari mereka.’
(Tafsir Al-Qurthubi, an-Nisa’ : 19).
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala mengaruniakan kepada kita semua rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah dan penuh kebahagiaan. Aamiin. (UAJFR).
(Bersambung insyaAllah ke Bagian – 2 ..)