Keluarga

Doa Orang Tua untuk Sang Putra

Edisi: 19 || 1441H
Tema: Keluarga

بسم الله الرّحمان الرّحيم

Siapa yang tidak ingin dikaruniai anak shalih? Anak yang senantiasa taat kepada Penciptanya, berbakti kepada kedua orang tuanya, berakhlak mulia sekaligus penyajuk bagi kedua mata. Kami yakin, pembaca akan menjadi orang yang pertama yang menjawab iya. Anak shalih tidak lahir begitu saja dan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Akan tetapi butuh usaha dan doa. Bagaimanakah kiatnya? Mari kita simak!

Segenap orang tua yang kami hormati, dalam beberapa edisi buletin al-Ilmu yang lalu, kita telah membahas kiat sukses dalam membentuk karakter anak shalih. Maka dalam edisi ini kita akan melanjutkan rangkaian kiat tersebut.

Kali ini, kiat yang akan kita sebutkan adalah kiat terkait hubungan hamba dengan Allah ta’ala. Yaitu, doa kebaikan orang tua untuk segenap buah hatinya. Apapun usaha yang telah dilakukan oleh orang tua untuk keshalihan anak, Allah ta’ala adalah penentunya. Allah-lah yang membolak-balikkan hati seorang hamba, termasuk anak-anak kita, hidayah ada di tangan Allah maka mintalah keshalihan anak kepada-Nya.

Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

انّه ليس آدميّ إلّا وقلبه بين إصبعين من أصابع الله فمن شاء أزاغ

“Sungguh, tidak seorang manusia-pun melainkan hatinya berada di antara dua jari dari jemari Allah ta’la. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah jadikan dia istiqamah, dan siapa saja yang dikehendaki-Nya, maka Allah jadikan dia menyimpang.” (lihat ash-Shahihah: 2091)

Oleh karena itu, betapa pentingnya seorang hamba untuk bersandar kepada Allah ta’ala dalam keistiqamahan agamanya, termasuk keshalihan anak. Yaitu, dengan terus memohon dan berdoa kepada-Nya agar anaknya istiqamah di atas agama-Nya dan dilindungi dari penyimpangan.

Kedudukan Doa

Doa adalah senjata orang yang beriman. Allah ta’ala memerintahkan para hamba-Nya untuk berdoa dan Dia menjamin akan memberikan ijabah atas doanya. Allah ta’ala berfirman,

ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗ

” Berdoalah kalian kepada-Ku! Niscaya akan Aku kabulkan untuk kalian.” (Ghafir: 60)

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ini merupakan karunia dan kebaikan Allah ta’ala bagi para hamba. Yaitu, Allah menghasung mereka untuk berdoa dan Dia sendiri menjamin akan mengabulkan doa tersebut.” (Tafsir Ibnu Katsir [7/153]). Seorang penyair berkata,

الله يغضب إن تركت سؤاله
وبنيّ آدم حين يسأل يغضب

Allah murka jika kamu tidak berdoa/ memminta kepada-Nya
Adapun manusia, marah jika dimintai

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Doa merupakan sebab terbesar tercapainya keinginan. Tidak ada yang lebih bermanfaat dan lebih menyampaikan kepada hasil dibandingkan doa. Maka, barangsiapa yang diberi ilham untuk berdoa, berarti ia diharapkan untuk berdoa, berarti ia diharapkan untuk terkabulkan keinginannya.” (al-Jawabul Kafi [1/17])

Karena pada kenyataannya, sedikit sekali orang yang mau berdoa. Jikalaupun berdoa, cepat sekali ia putus asa dari doanya. Padahal, Allah ta’ala itu dekat dan akan mengabulkan doa orang meminta kepada-Nya (yang artinya), “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesuingguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.” (al-Baqarah: 186)

Teladan dalam Berdoa

Para orang tua shalih lagi teladan telah mencontohkan kiat ini. Mereka berdoa kepada Allah ta’ala agar diberikan anak keturunan yang shalih lagi berbakti. Dengarkanlah doa nabi Ibrahim alaihissalam,

وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَ ۗ

“Jauhkanlah diriku dan anak keturunanku dari menyembah berhala!” (Ibrahim: 35)

Dalam ayat lain, Allah ta’ala menghikayatkan doa sang Khalil untuk keshalihan anak keturunannya,

رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ

“Wahai Rabb kami, jadikalah mereka orang-orang yang menegakkan shalat!” (Ibrahim: 37)

Doa tersebut diulang kembali, Nabi Ibrahim alaihissalam berkata,

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ

“Wahai Rabbku, jadikan diriku dan anak keturunanku orang-orang yang menegakkan shalat. Wahai Rabb kami, Kabulkanlah doaku.” (Ibrahim: 40)

Lihatlah nabi Ibrahim alaihissalam! Dalam banyak kesempatan, beliau selalu mendoakan kebaikan untuk anak keturunannya. Pantaslah bila terlahir dari nabi Ibrahim alaihissalam keturunan shalih. Anak keturunannya merupakan nabi yang terpilih. Nabi Ismail alaihissalam, adalah putra shalih yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya di samping taat kepada Allah ta’ala.

Keturunan terbesar lagi teragung dari nabi Ibrahim alaihissalam adalah beginda nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam. Beliu tidak lepas dari doa kebaikan sang kakek. Maka, tampilah nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam sebagai pribadi yang shalihdan nabi yang terpilih.

Nabi Zakariya alaihissalam juga demikan! Beliau selalu berdoa kepada Allah ta’ala agar diberi keturunan yang baik. Perhatikanlah doa sang nabi,

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

Wahai Rabbku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (Ali Imran: 38)

Para pembaca rahimakumullah, mendoakan kebaikan untuk anak-anak merupakan karakter orang tua shalih. Allah ta’ala menyebutkan beberapa sifat orang-orang shalih, di antaranya mereka selalu berdoa,

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dari keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikalah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Furqan: 74)

Dalam ayat lain Allah ta’ala berfirman,

رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

“Wahai Rabbku, berilah petunjuk kepadaku agar aku dapat mensyukuri nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat beramal shalih yang Engkau ridhai dan jadikalah keturunanku shalih. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan aku termasuk orang yang berserah diri.” (al-Ahqaf: 15)

Bersandar kepada Allah ta’ala

Doa yang dipanjatkan orang tua menunjukkan ketundukannya kepada Allah ta’ala, Dzat yang Maha Kuasa lagi membolak-balikkan hati dalam dada. Ia pasrah kepada Dzar yang Maha Bijaksana lagi Maha Adil. Inilah kesempurnaan tauhid seorang hamba.

Tidak sepantasnya, seorang hamba menyandarkan kepada kemampuannya atau kecerdasannya dalam mendidik anak. Berapa banyak orang tua yang bertitel sarjana pendidikan, akan tetapi tidak kuasa mengendalikan anak-anaknya.

Maka pertanyaannya, sudahkah Anda wahai para orang tua, mendoakan keshalihan anak-anak Anda? Kalaupun berdoa, apakah sekedar meminta agar mereka menjadi anak-anak pintar, sukses dunia atau yang semisalnya?

Selagi masih ada kesempatan, sempatkan untuk mendoakan buah hati Anda! Di saat mereka terlelap tidur, di saat mereka bermain atau sekolah, mohonlah kepada Allah ta’ala agar menjadikan mereka pribadi-pribadi yang shalih lagi bertakwa!

Hati-Hati dari Doa Kejelekan

Pilihkan doa terbaik untuk mereka! Bukan sekedar urusan dunia atau karir semata. Akan tetapi, berikan doa terbaik untuk mereka demi kebaikan akhiratnya! Barangsiapa yang diberi taufik untuk berdoa, maka itu tanda bahwa Allah ta’ala akan mengabulkan doanya.

Hati-hatilah Anda dari mendoakan kejelekan untuk anak Anda, buah hati sekaligus penyejuk hati Anda. Dalam sebuah hadits, Nabi shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

لا تدعوا على أنفسكم ولا تدعوا على أو لا دكم لا توافقوا من الله ساعة يسأل فيها عطاء فيستجيب لكم

“Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk diri kalian. Jangan pula mendoakan kejelekan untuk anak-anak kalian. Bisa jadi, doamu itu bertepatan dengan waktu mustajab yang ketika Allah ta’ala diminta sesuatu pasti Allah ta’ala kabulkan.” (HR. Muslim)

Keterangan tentang masalah ini – larangan doa kejelekan untu anak – sangat banyak di dalam hadits dan penjelasan para ulama. Pada intinya, hendaklah orang tua berhati-hati dan selalu menjaga lisannya dari mendoakan kejelekan untuk anaknya, senakal apapun dia. Anak adalah aset yang sangat berharga bagi orang tuanya.

Contoh Pilihan Doa

Anda, wahai para orang tua, bisa membaca doa-doa yang disebutkan dalam al-Qur’an. Anda juga bisa berdoa dengan doa sesuai yang Anda inginkan, seperti beberapa doa berikut.
Doa Nabi shalallahu’alaihi wasallam untuk Ibnu Abbas,

اللهم فقّهه في الدّين وعلّمه لتّأويل

“Ya Allah, pahamkanlah dia ilmu agama dan ajarilah ia ilmu tafsir.” (Muttafaq’alaihi)

Doa Nabi shalallahu’alaihi wasallam untuk Hasan dan Husain,

أعيذكما بكلمات الله التّامّة من كلّ شيطان وهامّة ومن كلّ عين لامّة

“Aku memintakan perlindungan bagi keduanya kepada kalimat Allah yang sempurna dari semua godaan setan, binatang pengganggu, dan pendangan mata yang buruk.” (lihat al-Misykah: 1535)

Dan doa-doa lainnya, baik dengan bahasa Arab maupun dengan bahasa Indonesia.

Wabillahi at-taufiq.

Penulis: Ustadz Abu Abdillah Majdiy hafizhahullah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button