Faedah Ringkas

Kenapa di Pondok Pesantren Bisa Terjadi Asusila?

 

Pondok pesantren merupakan tempat dengan ciri khas sebagai tempat pembelajaran dan pendidikan agama Islam bagi masyarakat Indonesia khususnya. Banyak manfaat yang bisa diperoleh generasi Islam ketika menempuh pendidikan di pondok pesantren. Mulai dari pengenalan ilmu agama sejak dini, membentuk karakter yang luhur sesuai bimbingan Al-Quran dan Sunnah, terbiasa menjaga shalat 5 waktu, melatih anak agar rutin mengaji dan bahkan menghafal al-Quran, sampai melatih kemandirian. Dan banyak manfaat lainnya yang bisa diperoleh anak-anak kita ketika belajar di pondok pesantren.

Namun terjadinya beberapa peristiwa memilukan di pondok pesantren akhir-akhir ini membuat citra pondok pesantren jatuh di mata masyarakat.

Tidak jarang pondok pesantren menjadi momok para orangtua dan anak-anak mereka akibat stigma negatif yang melekat pada pondok pesantren karena peristiwa-peristiwa tersebut.

Contohnya peristiwa tindakan asusila yang terjadi di pondok pesantren.

Kenapa hal yang tidak senonoh tersebut bisa terjadi pada lembaga pendidikan yang berbasis agama Islam? Padahal Islam sendiri mengajarkan para pemeluknya untuk menjaga diri dari hal-hal yang bisa menjerumuskan kepada tindakan asusila tersebut.

Usut punya usut, ternyata didapati sebagian pondok pesantren masih butuh untuk mengevaluasi sistem dan cara belajarnya.

Diantara sistem belajar yang perlu dievaluasi dan diperbaiki adalah cara belajar yang campur baur ( tercampur ) antara santri lelaki dan wanita. Atau pengajar laki-laki menyampaikan materi kepada para santri wanita langsung bertatap muka.

Hal ini telah diatur dalam dalam firman Allah yang menyatakan (artinya) :

“Dan janganlah kau mendekati zina sebab ia suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Isra’ : 32).

Al-Imam Ismail bin Umar Ibnu Katsir Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan makna ayat di atas :

“Allah berfirman melarang hamba-hamba-Nya dari perbuatan zina, juga melarang untuk mendekatinya, juga melarang untuk menempuh sebab-sebab dan faktor-faktor pendorong (yang bisa mengantarkan) kepadanya”

Di antara faktor pendorong terjadinya zina, -semoga Allah melindungi kami dan kaum muslimin dari dosa tersebut- adalah pandangan mata. Awal mula ketertarikan seseorang terhadap lawan jenisnya muncul dari pandangan mata.

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya :

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangan dan memelihara kemaluan. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

Katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangan dan kemaluan.” (QS. An-Nur: 30-31).

Demikian pula bimbingan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terhadap Ali bin Abi Thalib dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Hakim dalam kitab Mustadrak beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

“Wahai Ali, jangan kau ikuti pandangan dengan pandangan berikutnya. Engkau hanya diberi dispensasi pada pandangan pertama, bukan pada pandangan berikutnya”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga berkata dalam sabda-Nya yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dan Muslim dan Shahih keduanya :

“Kedua mata, zinanya adalah melihat. Kedua telinga zinanya adalah mendengar. Lisan zinanya adalah berkata. Tangan zinanya adalah memegang. Kaki zinanya adalah melangkah.”

Dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di atas zinanya mata adalah dengan memandang karena seorang lelaki bisa menikmati kecantikan si wanita dengan memandangnya. Sementara pandangan menjadi faktor pendorong masuknya sosok wanita yang ia lihat tadi ke dalam hatinya sehingga muncullah ketertarikannya kepada wanita tadi, dan lebih dari itu ia berandai-andai untuk melakukan zina dengannya.

Syariat Islam melarang kaum lelaki untuk memandang wanita yang bukan mahramnya karena hal itu bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Dan kerusakan tersebut terjadi dengan adanya pencampurbauran antara lelaki dan wanita yang bukan mahram di satu tempat yang sama.

Kebiasaan belajar dengan campur baur antara lelaki dan wanita pasti akan mendorong satu sama lain untuk saling memandang dan menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.

Semoga Allah membantu kita semua untuk mendapatkan ridha-Nya dan memberikan taufiq kepada pemerintah kita untuk mencintai agama-Nya. Amin Allahumma amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button