Fatawa

Seputar Zakat Fitrah

 

WAKTU WAJIBNYA ZAKAT FITRAH

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma, beliau berkata:

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan jorok, juga sebagai pemberian makan kepada orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat ied, maka zakat tersebut bernilai sebagai zakat yang diterima (di sisi Allah, pen). Barangsiapa yang membayarnya setelah shalat ied, maka teranggap hanya sedekah. (HR. Abu Daud no. 2115, Ibnu Majah no. 1609, ad-Daruquthni 1827).

Hadits di atas menunjukkan bahwa zakat fitrah diwajibkan ketika terbenamnya matahari di hari terakhir bulan Ramadhan dari sisi bahwa sedekah disandarkan kepada waktu fitrah (berakhirnya Ramadhan) yang konsekuensinya kekhususan sedekah di waktu fitrah. Waktu fitrah yang pertama kali, yang terjadi di seluruh bulan Ramadhan adalah dengan terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan. (al-Hawi al-Kabir 3/362 karya al-Imam al-Mawardi asy-Syafi’i).

Begitupula zakat fitrah dijadikan sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa. Sementara puasa berakhir dengan terbenamnya matahari. (al-Majmu’ 6/125 karya al-Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi asy-Syafi’i).

Di sisi lain, zakat fitrah diwajibkan dengan keluarnya bulan Ramadhan atau dengan masuknya bulan Syawal. Terbenamnya matahari (di kala itu, pen) mengumpulkan 2 hal di atas (berakhirnya Ramadhan & mulainya Syawal), sehingga keterkaitan zakat dengan terbenamnya matahari di kala itu lebih utama (al-Hawi al-Kabir 3/362 karya al-Imam al-Mawardi asy-Syafi’i).

 

SIAPAKAH YANG BERKEWAJIBAN MEMBAYAR ZAKAT FITRAH? 

Kewajiban membayar zakat fitrah dibebankan kepada setiap individu muslim. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sahabat Abdullah bin Umar ibnul Khattab radhiyallahu anhuma:

Bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah berupa 1 sha’ kurma atau 1 sha’ gandum kepada setiap orang merdeka ataupun budak, baik lelaki maupun wanita dari kalangan kaum muslimin. (HR. al-Bukhari no. 1504 & Muslim no. 984).

Al-Imam Ibnu Rusydin rahimahullah berkata:

Mereka (para ulama, pen) sepakat bahwa zakat fitrah diwajibkan atas seorang muslim, dan zakat tersebut adalah zakat badan, bukan zakat harta. Dan zakat fitrah diwajibkan juga atas anaknya yang masih kecil. Diwajibkan atasnya (kepala rumah tangga, pen) jika memang masih belum punya harta. Demikian juga zakat fitrah diwajibkan atas budak-budak laki-lakinya jika memang belum memiliki kemampuan (harta, pen) (Bidayatul Mujtahid 1/279).

DIMANAKAH ZAKAT FITRAH DITUNAIKAN?

Zakat fitrah dibayar di tempat si muzakki mendapatkan waktu wajib zakat. Al-Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah:

Adapun zakat fitrah, maka ia dikeluarkan di tempat dimana ia mendapati waktu wajibnya. Entah tempat tersebut adalah tempat domisilinya ataukah bukan. (al-Mughni 4/134).

 

عنِ ابنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عنهما: ((أنَّ رسولَ اللهِ صلَّى الله عليه وسلَّم فَرَضَ زكاةَ الفِطرِ صاعًا مِن تَمرٍ، أو صاعًا مِن شَعيرٍ، على كلِّ حرٍّ أو عبْدٍ، ذكَرٍ أو أنثى من المُسلمينَ )) رواه البخاري (1504)، ومسلم (984).

وقال ابنُ رُشْدٍ أيضًا: (اتَّفقوا على أنَّها تَجِبُ على المرءِ في نفْسِه، وأنَّها زكاةُ بَدَنٍ لا زكاةُ مالٍ، وأنَّها تَجِبُ في وَلَدِه الصِّغار عليه إذا لم يكُنْ لهم مالٌ، وكذلك في عَبيدِه إذا لم يكن لهم مالٌ) ((بداية المجتهد)) (1/279)

أين تخرج زكاة الفطر؟

قال ابن قدامة في “المغني” (4/134) :

“فأما زكاة الفطر فإنه يخرجها في البلد الذي وجبت عليه فيه ، سواء كان ماله فيه أو لم يكن ”  انتهى

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button