Dengan Ini Islam Akan Kembali Jaya
Kaum muslimin para pembaca rahimakumullah,
Sungguh kita, umat Islam pada hari ini berada dalam keadaan sangat lemah. Sebagian saudara-saudara kita kaum muslimin di penjuru dunia saat ini menjerit, meminta pertolongan, darah-darah mereka mengalir, luka-luka mereka menganga, kehormatan wanita-wanita muslimah ternodai, rumah-rumah mereka dihancurkan, orang-orang mengungsi, anak-anak menjadi yatim, wanita-wanita menjadi janda, hari-hari mereka diiringi dengan rasa takut dan terancam. Kita menjadi umat yang lemah, diremehkan, dan tertinggal.
Padahal dahulu umat Islam telah berhasil menguasai hampir sepertiga belahan dunia, berhasil menguasai Spanyol (Andalusia), sebagian Eropa, Persia, Afrika Utara, dan sebagian Asia Tengah di dalam genggaman umat Islam.
Kenapa semua ini terjadi ???
Apakah karena jumlah kaum muslimin saat ini sedikit ??
Sungguh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengabarkan dalam sebuah haditsnya ;
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ «بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ «حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ».
Hadits dari Tsauban Radhiyallahu ‘Anhu ;
“Nyaris tiba saatnya banyak umat yang memperebutkan kalian, seperti orang-orang makan yang memperebutkan hidangannya.” Ada seseorang bertanya, “Apakah karena jumlah kami sedikit pada hari itu?” Beliau menjawab, “Justru jumlah kalian banyak pada hari itu, tetapi ibarat buih di atas air bah. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian dari dada musuh kalian dan menimpakan kepada kalian penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Cinta dunia dan takut mati.”
(HR. Ahmad: 21891 dan Abu Daud: 4297, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin …
Solusi untuk mengembalikan kejayaan umat Islam adalah dengan kita kaum muslimin kembali mempelajari agama Allah, benar-benar mentauhidkan-Nya, menjalankan segala apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang oleh-Nya, maka dengan itulah Allah berjanji akan mengembalikan kejayaan Umat Islam.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ;
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan yang mengerjakan amal shalih, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi rasa aman. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun.” [QS. An-Nur : 55].
Dan juga sebagaimana hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ;
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
“Jika kalian telah berjual-beli ‘inah (salah satu jenis riba), kalian memegangi ekor-ekor sapi, kalian puas dengan pertanian, dan kalian meninggalkan jihad (yang syar’i, (maka) Allah pasti akan menimpakan kehinaan kepada kalian, Dia tidak akan menghilangkan kehinaan itu, sehingga kalian kembali kepada agama kalian”.
(HR Abu Dawud, no. 3462; Al-Baihaqi (5/316); ad-Daulabi di dalam Al-Kuna (2/65); Ahmad, no. 4825; dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam ash-Shahihah).
Wallahu a’lamu bish shawab.