Apakah Jasad Fir’aun Masih Ada Sampai Sekarang?

Pertanyaan ini mungkin masih sering terbetik di benak banyak orang. Terutama ketika melihat adanya jasad mumy yang disimpan di dalam peti di museum Mesir. Masyhur di kalangan umat, bahwa itulah jasad Fir’aun (Pharaoh).
Namun, benarkah itu memang jasad Fir’aun yang mati tenggelam sejak zaman Nabi Musa ‘Alaihis Salam? Perlu ada pembuktian.
Isyarat dalam Al-Qur’an
Seorang mukmin tentu mengimani kebenaran isi Al-Qur’an. Sebagian pihak ada yang berargumen, bahwa keberadaan jasad Fir’aun hingga sekarang adalah bukti kebenaran ayat al-Qur’an. Sebab, Allah ‘Azza wa Jalla menyatakan,
{فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً}
Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang di belakangmu. (QS. Yunus : 92).
Disebutkan dalam catatan kaki salah satu cetakan al-Quran terjemahan, bahwa menurut sejarah, setelah Fir’aun tenggelam, mayatnya terdampar di pinggir pantai ditemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem sehingga utuh sampai sekarang.
Tafsir Para Mufasir Tentang Ayat di atas
Adapun jika kita menilik tafsir para ulama tentang ayat di atas, mereka menyatakan: bahwa ketika itu Bani Israil tidak percaya dan meragukan Fir’aun mati tenggelam. Oleh karenanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan laut untuk memuntahkan jasad Fir’aun sehingga nampaklah di hadapan Bani Israil.
Ada yang menyatakan jasad Fir’aun ditemukan utuh lengkap dengan baju besinya, sehingga dikenal. Ada juga yang menyatakan ditemukan utuh tanpa cacat dan tanpa busana. Pada intinya, jasadnya ditampakkan dan dikenali oleh Bani Israil.
Oleh karena itu tafsir dari “orang-orang di belakangmu,” adalah Bani Israil itu sendiri. Dengan ditampakkan jasad Fir’aun maka menjadi bukti kekuasaan Allah atas mereka, dan menunjukkan bahwasannya Fir’aun bukanlah Rabbul ‘Alamin sebagaimana yang ia suarakan. (Lihat tafsir Ibnu Katsir, al-Jalalain dan selainnya).
Para Ulama Mengingkari Keberadaan Jasad Fir’aun
Sementara itu, ada para ulama yang mengingkari bahkan mendustakan keberadaan jasad Fir’aun. Antara lain dua ulama besar Negeri Arab Saudi : Syaikh Muhammad al-’Utsaimin rahimahullah dan Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah.
Beliau berdua berpegangan dengan tafsir para ulama tentang ayat di atas, bahwa jasad Fir’aun dimunculkan kembali setelah tenggelam antara lain dalam rangka menepis keraguan Bani Israil ketika itu.
Syaikh Al-Utsaimin menambahkan, bahwa keberadaan jasad yang dianggap Fir’aun sekarang tidak berlandaskan bukti sejarah yang otentik. Beliau menyatakan, bisa jadi jasad yang ada sekarang hanyalah salah satu dari jasad Fara’inah (fir’aun-fir’aun), karena Fir’aun adalah julukan untuk seluruh raja Mesir, bukan nama perseorangan.
Kemudian Syaikh al-Utsaimin juga mengingatkan, bahwa berbangga dengan keberadaan jasad Fir’aun bukanlah suatu perkara yang terpuji. Cukup sebagai ibrah dan pelajaran bagi kaum muslimin kisah Nabi Musa menghadapi Fir’aun yang diceritakan dalam al-Qur’an.
Maka kesimpulannya, semestinya kita berhati-hati dan tidak mudah mengikuti perkara yang tidak diketahui secara pasti. Allah Ta’ala menyatakan,
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Janganlah kamu mengikuti sesuatau yang tidak ada ilmunya padamu. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, seluruhnya akan ada pertanggungjawabannya. (QS. Al Isra : 36).
Referensi:
- Fatwa Syaikh Muhammad al-’Utsaimin
- Fatwa Syaikh Shalih al-Fauzan