Ada Apa di Balik Seruan Emansipasi?

Agama Islam merupakan satu-satunya agama yang memposisikan wanita sebagai makhluk yang mulia dan istimewa. Menghormati dan menjaga hak wanita adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan.
Namun apa boleh dikata ternyata upaya Islam memuliakan wanita, harus ternodai dengan satu slogan yang disebut emansipasi suatu tuntutan persamaan derajat dan kedudukan wanita dengan kaum pria, emansipasi wanita dianggap sebagai pelepasan diri para wanita dari strata sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan seorang wanita untuk berkembang.
Pada dasarnya emansipasi wanita merupakan propaganda musuh-musuh Islam yang ditargetkan untuk menebarkan kebencian terhadap agama Islam dan menjerumuskan kaum wanita ke dalam jurang kenistaan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa musuh-musuh Islam sangat berambisi agar wanita keluar dari rumahnya untuk bersekutu dan bersama kaum lelaki di dalam perkerjaannya secara berdampingan atau agar menjadi asisten kaum lelaki, ada yang sebagai pramugari di pesawat atau sebagai pelajar maupun pengajar di sekolah-sekolah yang bercampur baur, atau sebagai aktris dengan menampilkan kemolekan dan keindahan tubuhnya, ada yang menjadi penyanyi karena indahnya suaranya atau pembawa acara di berbagai saluran televisi dan media sosial lainnya.
Semua yang kami sebutkan adalah sedikit dari banyaknya dampak emansipasi tersebut.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya),
“Dan orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya menghendaki agar kalian berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).” (QS. An- Nisa : 27).
Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah mengatakan, “Sedangkan orang-orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit menginginkan agar kaum wanita menjadi barang dagangan yang murahan di pameran perniagaan para penurut hawa nafsu dan bisikan-bisikan setan.
Barang dagangan yang terbuka di hadapan mata-mata mereka, yang mana mereka bisa menikmati keindahan penampilannya atau mereka bisa mencapai kepada sesuatu yang lebih buruk lagi darinya.” (Tanbihat ala Ahkamin Takhtashshu bil Mukminat hal. 12).
Maka ketahuilah wahai muslimat, semoga Allah senantiasa menjaga kita semua.
Bahwa Islam telah memuliakan kaum wanita, yaitu ketika Allah Ta’ala memberitahukan kepada kita dalam Al-Qur’an bahwa Ia menciptakan kita dari jenis laki-laki dan wanita. Kemudian Allah menjadikan timbangan keutamaannya adalah amal shalih dan ketakwaan. Allah Subhanahu wa ta’ala befirman (artinya):
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan jenis perempuan, kemudian Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat : 13).
Allah juga menjadikan wanita sebagai penanggung jawab yang bisa memberikan perintah dan larangan di rumah suaminya, pemimpin bagi anak-anaknya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا، وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رِعَيْتِهَا
“Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas orang-orang yang dipimpinnya.”
Allah juga mewajibkan suami untuk memberikan nafkah dan pakaian kepada mereka dengan cara yang ma’ruf.
Maka tuduhan pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan seorang wanita untuk berkembang hanyalah kedok dalam menghancurkan kehormatann wanita. Wal ‘iyadzubillah.