Fatawa

Muslim Membenci LGBT

 

Saudara kaum muslimin,

Liwath (sodomi/gay) merupakan fahisyah; perkara yang memalukan, kotor, keji dan melampaui batas. Seorang lelaki mendatangi (dubur) lelaki.

Di dalam Al-Qur’an dan hadits dikisahkan awal mula kekejian itu terjadi dan dijelaskan pula kesudahan para pelakunya. Mereka dibinasakan seluruhnya, dibenamkan negeri mereka; bagian atasnya dijadikan di bawah (dijungkirbalikan) kemudian dihujani dengan bebatuan dari tanah yang terbakar. Wal iyadzubillah.

Liwath adalah perbuatan kotor yang hanya diwarisi oleh para penentang Rasul utusan Allah; Nabi Luth ‘Alaihis Sallam.

Sebuah perilaku keji yang sangat dicela oleh lslam terlebih dibenarkan atau dibolehkan.¹

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sodomi/gay masuk dalam penyebutan LGBT.

Terdapat beberapa hal preventif untuk menghalau munculnya LGBT atau membendungnya agar tidak merebak luas. Diantaranya adalah :

1. Membekali diri dan keluarga dengan ilmu dan iman.

Yakni ilmu agama dan menghiasi diri dengan berbagai amal shaleh yang zhahir maupun yang batin. Sehingga tidak silau dengan kehidupan barat (orang-orang kafir) yang penuh dengan syahwat dan fatamorgana.

Sebaliknya, ketika iman seorang lemah maka akan mudah tergiur dan tidak sabar dengan berbagai godaan duniawi.

Tidak sedikit yang terjerumus dalam kubangan LGBT, LSL² dll berdalih dengan kebutuhan materi yang tidak terpenuhi. Nasalullahas-Salamah.

2. Berupaya bijak pada segala bentuk media sosial (gadget).

Kemajuan teknologi media sosial ibarat pisau bermata dua. Komunikasi, informasi dan wawasan ataupun sarana mempelajari ilmu agama menjadi lebih mudah.

Di sisi lain, propaganda dan hal yang merusak menjadi sangat dekat tanpa ada penyekat. Perjudian, riba, bahkan gambar/penampakan yang tidak pantas dapat diakses dengan sangat mudah di manapun, kapanpun oleh siapapun.

Dengan demikian, hendaknya seorang yang sayang terhadap diri dan keluarganya berupaya meminimalisir dalam menggunakannya. Kecuali pada hal yang sangat dibutuhkan dan terdapat padanya manfaat.³

3. Sempurna dalam menutup aurat dan menundukkan pandangan.

4. Perhatian dari setiap orang tua dan para pemangku pendidikan.

Orang tua adalah teladan yang akan membentuk kepribadian anak. Bahkan orang tua adalah asas pendidikan bangsa.

Adapun para pengampu pendidikan, mereka adalah pendamping dan partner dalam menyiapkan generasi muda.

Hendaknya mereka menerapkan pola asuh sesuai dengan gender anak. Menjaga lingkungan pergaulan, menutup segala cela pornografi dan berupaya peka dan sensitif terlebih pada hal yang akan mengarah padanya.

Menyikapi problematika pendidikan anak dengan santun dan bijak, besar harapan kelak mereka menjadi generasi yang baik.³

5. Mendukung pemerintah dalam menanggulangi LGBT.

Sungguh benar jika dikatakan LGBT dapat menghancurkan suatu negara dan bangsa tanpa senjata dan peperangan.

Adapun upaya menghalalkannya (baca: melegalkan) dari pihak manapun adalah keburukan yang nyata.

LGBT, khususnya gay merupakan :

– Sebab muncul dan merebak berbagai penyakit berbahaya yang belum ditemukan obat pada sebagiannya. Semisal kanker, sarkoma kaposi, HIV/AIDS dengan berbagai mutasinya dan penyakit lainnya.

– Sebab yang membahayakan kesehatan, akal dan moral kehidupan bangsa. Maka dari itu pemerintah sangat membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat untuk menghentikan LGBT. Betapa tidak, ternyata pihak yang terdampak darinya menjadi tanggungan negara dengan anggaran yang besar dan perhatian yang cukup serius.⁴

6. Penyuluhan dan edukasi tentang bahaya LGBT.

Semoga Allah menolong pemerintah kita dalam menjalankan segala kebaikan.

Semoga Allah melindungi kita dan anak keturunan kita dari berbagai fahisyah. Aamiin.

Baca pula : https://buletin-alilmu.net/awas-lgbt-mengancam-kehidupan-anak-bangsa/

======

Catatan :

¹ sebagian dukungan berasal dari orang liberal yang mengatasnamakan dirinya sebagai muslim. Sungguh Islam berlepas diri darinya.

² LSL: Lelaki seks lelaki.

³ Sungguh miris telah didapati kasus anak di bawah umur terjatuh sodomi baik top ataupun bottom. Diantara sebabnya adalah media komunikasi (gadget) dan minim perhatian/pendidikan orang tua. Wal iyadzubillah.

⁴ Pengobatan HIV/AIDS menjadi beban negara. Dengan anggaran triliunan rupiah yang meningkat dari tahun ke tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button