Tafsir

Mengolok-Olok Agama Hanya Membuahkan Kehidupan yang Sengsara

Edisi: 14 || Tahun 1439 H

Tema: TAFSIR

Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami menjaga engkau (Muhammad) dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (engkau).” (al-Hijr: 95)

Dakwah yang diemban oleh para nabi dan rasul tidak selamanya berjalan mulus. Selalu saja ada rintangan dan cobaan yang menghadangnya.

Di antara cobaan yang pasti dialami oleh setiap nabi dan rasul di setiap zaman adalah cemoohan dan olok-olokan dari para penentangnya. Julukan dan panggilan yang amat menyakitkan senantiasa hinggap di pendengaran utusan-utusan Allah tersebut.

Allah berfirman (artinya), “Demikianlah tidak ada seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, “Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila.” adz-Dzariyat: 52)

Ini merupakan sunnatullah (ketetapan Allah ) yang mesti terjadi. Sejak zaman dahulu, sekarang, hingga akhir zaman nanti, selalu ada pihak-pihak yang mengolok-olok agama Allah dan mencemooh orang-orang yang mendakwahkannya.

Di mana ada nabi, di situ pulalah ada sekelompok penentang dan pengolok-oloknya. Setiap kali kebenaran disuarakan, ada saja pihak-pihak yang dengan lantangnya mencemooh kebenaran tersebut.

Termasuk janji Allah , bahwa akhir yang indah akan berada di pihak pengusung kebenaran. Adapun yang mengolok-olok, kesengsaraanlah yang pasti akan dirasakan. Menyesal selamanya. Allah berfirman (artinya), “Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.” (Yasin: 30)

Mengolok-olok Rasul merupakan sebab segala bentuk kesengsaraan, adzab dan hukuman. (Lihat Taisirul Karimir Rahman, hal. 695)

Nabi Muhammad dan Ajarannya Juga Diolok-olok dan Dicemooh

Sebagai utusan Allah , nabi Muhammad pun mengalami hal yang sama sebagaimana yang dialami oleh para Rasul sebelum beliau. Diolok-olok, dicemooh dan diejek oleh kaumnya sendiri. Allah berfirman kepada nabi Muhammad (artinya), “Dan sungguh, beberapa Rasul sebelum engkau (Muhammad) telah diperolok-olokkan, sehingga turunlah adzab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka.” (al-An’am: 10)

Kondisi seperti ini tidak lantas menyebabkan beliau mundur dari dakwah. Apapun resikonya, agama Islam terus beliau serukan di tengah-tengah umat dengan penuh kesabaran.

Adapun orang-orang yang mengolok-olok beliau dan mencemooh ajaran yang beliau bawa, maka Allahlah yang akan membalasnya. Allah berfirman (artinya), “Sesungguhnya Kami menjaga engkau (Muhammad) dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (engkau).” (al-Hijr: 95)

Ini adalah janji Allah kepada Rasul-Nya, bahwa Dia akan menjaga dan memelihara Rasulullah serta ajarannya dari gangguan dan kejahatan orang yang mengolok-oloknya. Cukup Allahlah yang akan menimpakan kepada mereka berbagai macam adzab dan bencana.

Sungguh Allah benar-benar melakukannya. Tidaklah ada seorang pun yang menampakkan sikap olok-olokannya kepada Rasulullah dan syariat yang beliau bawa, melainkan pasti Allah akan binasakan dia dan Allah matikan dia dengan seburuk-buruk kematian. (Taisirul Karimir Rahman, hal. 435)

Mati Mengenaskan Karena Mengolok-olok Rasulullah

Al-Imam Ibnu Katsir menyebutkan sebuah riwayat dalam tafsirnya, bahwa tokoh-tokoh musyrikin yang paling suka mengolok-olok Rasulullah dan ajaran beliau, ada 5 orang yaitu: al-Aswad bin al-Muththalib, al-Aswad bin Abdu Yaghuts, al-Walid bin al-Mughirah, al-‘Ash bin Wail dan al-Harits bin ath-Thalathilah. Mereka adalah para pembesar yang memiliki kedudukan dan pengaruh di tengah-tengah kaumnya.

Tatkala kejahatan mereka sudah melampaui batas dan sangat gencar olok-olokannya terhadap Rasulullah, Allah pun menurunkan ayat-Nya (artinya), “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami menjaga engkau dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (engkau). (Yaitu) orang-orang yang menganggap adanya sesembahan yang lain di samping Allah; maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya).” (al-Hijr: 94-96)

Kelima tokoh tersebut mengalami akhir hidup yang mengenaskan disebabkan kejahatan yang mereka perbuat.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, malaikat Jibril pernah mendatangi Rasulullah ketika beliau sedang thawaf mengelilingi Ka’bah. Malaikat Jibril berdiri dan Rasulullah juga berdiri di sampingnya.

Kemudian malaikat Jibril membawa Rasulullah kepada al-Aswad bin al-Muththalib. Malaikat Jibril lalu melemparkan sesuatu berwarna kehitaman ke wajah al-Aswad, sehingga ia pun menjadi buta.

Setelah itu malaikat Jibril membawa Rasulullah kepada al-Aswad bin Abdu Yaghuts. Malaikat Jibril menunjuk ke arah perutnya, sehingga perutnya pun terasa minta diisi air terus dan akhirnya ia mati dalam keadaan perutnya menggelembung.

Malaikat Jibril lalu membawa Rasulullah kepada al-Walid bin al-Mughirah. Malaikat Jibril menunjuk ke arah bekas luka yang berada di bawah mata kakinya. Luka itu sudah dideritanya sejak dua tahun yang lalu, sehingga al-Walid senantiasa menjulurkan pakaiannya (untuk menutupi luka tersebut).

Luka itu bermula ketika ia melewati seseorang dari Bani Khuza’ah yang sedang memasang bulu pada anak panahnya. Tiba-tiba ada salah satu anak panah yang menyangkut pada pakaian yang dikenakan al-Walid dan melukai kakinya. Sebenarnya lukanya itu tidak begitu parah, namun setelah ditunjuk oleh malaikat Jibril, lukanya menjadi parah dan menyebabkan kematiannya.

Kemudian malaikat Jibril membawa Rasulullah kepada al-‘Ash bin Wail. Malaikat Jibril lalu menunjuk ke arah telapak kakinya. Setelah itu, al-‘Ash keluar mengendarai keledainya menuju Thaif. Sesampainya di sana, ia menambatkan keledainya di tempat yang ternyata banyak durinya. Akhirnya duri-duri itu menancap ke kaki al-‘Ash dan ia pun mati karenanya.

Setelah itu malaikat Jibril membawa Rasulullah kepada al-Harits bin ath-Thalathilah. Kemudian malaikat Jibril menunjuk ke arah kepalanya, sehingga ia mengeluarkan ingus berupa nanah dan akhirnya ia mati karenanya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, [2/754])

Demikianlah kisah tragis yang dialami oleh para penentang Rasulullah .

Beberapa Hikmah dan Pelajaran Berharga

Para pembaca rahimakumullah.

Dahulu nabi dan rasul merasakan gangguan dan cemoohan dari kaumnya karena mendakwahkan risalah Allah . Kini, penerus dakwah para Nabi dan Rasul juga pasti akan mengalami hal yang sama.

Selama roda kehidupan ini masih berputar, siapa saja yang mengamalkan, mendakwahkan dan mengajarkan seperti ajaran para Nabi dan Rasul, pasti akan senantiasa diolok-olok oleh penentangnya.

Oleh sebab itu, bagi setiap da’i di jalan Allah hendaknya tidak merasa takut dan sedih! Bersiaplah menghadapi rintangan dakwah yang pasti menghadang. Ejekan, cemoohan dan olok-olokan itu jangan menyebabkan mundur dari dakwah. Biarkan mereka, Allah sendiri yang akan membalas perbuatan jahat para musuh yang merintangi hamba yang meniti jalan-Nya.

Sejarah membuktikan, bahwa para penentang dakwah itu pasti akan merasakan hukuman dan adzab yang pedih. Cepat atau lambat, hidupnya sengsara dan matinya mengenaskan.

Ada sebuah hikayat yang menyebutkan tentang sikap pencemooh terhadap sabda Rasulullah (artinya), “Apabila salah seorang di antara kalian bangun tidur, maka janganlah mencelupkan tangannya ke dalam bejana sampai dia mencucinya terlebih dahulu, hal itu karena dia tidak tahu di mana tangannya bermalam.”

Menanggapi hadits Rasulullah tersebut, orang tadi malah mengatakan -dengan maksud mengejek-, “Aku mengetahui di mana tanganku bermalam di atas tempat tidur.”

Pada pagi harinya, dia mendapati telapak hingga pergelangan tangannya sudah masuk ke dalam duburnya. (Faidhul Qadhir 1/278)

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah .

Hendaknya umat Islam memiliki komitmen yang kuat untuk mengamalkan ajaran dan sunnah Rasulullah, mencintainya dan mendakwahkannya. Jangan jadikan cemoohan itu sebagai alasan untuk lari dari ajaran Islam yang murni.

Dahulu, tidak hanya Nabi dan Rasul saja yang mendapatkan cemoohan dan caci makian, para pengikutnya pun juga diganggu, dicaci, diejek dan bahkan ada yang dibunuh demi tegaknya ajaran agama Allah di muka bumi.

Sangat memprihatinkan, tidak sedikit cemoohan terhadap ajaran Rasulullah ini dilakukan oleh sebagian kaum muslimin sendiri. Setiap muslim pasti mengklaim cinta Rasul dan memuliakan Rasul, namun kenyataannya tidak sedikit pula yang ternyata tidak senang dengan sebagian ajaran beliau. Hal ini terjadi karena jauhnya mereka dari ilmu yang diajarkan oleh Rasulullah .

Akhirnya, dakwah tauhid yang diemban Rasul pun dicibir dan sunnah Rasul pun dipinggirkan. Bahkan muncul pula sikap anti, sinis dan menjuluki orang-orang yang memiliki komitmen menjalankan sunnah dan ajaran Rasul sebagai orang yang fanatik, kolot, tekstual, tidak bisa diajak maju dan berbagai penilaian negatif lainnya.

Kita khawatir, sikap-sikap seperti itu termasuk bentuk ejekan, cemoohan dan olok-olokan terhadap agama Allah yang akan mengundang adzab-Nya. Na’udzubillahi min dzalik.

Wallahu a’lam bish shawab.

Penulis: Ustadz Abu Abdillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button