Mengenal Sosok Panglima Termuda dalam Islam
Siapa yang tak mengenal sosok shahabat mulia yang satu ini? Sosok shahabat yang cerdas dan memiliki sejuta pengalaman. Sosok yang heroik lagi gagah berani di medan tempur, namun terkenal berhati lembut.
Beliau adalah Usamah bin Zaid bin Haritsah bin Syurahbil bin Ka’ab bin Abdil Uzza bin Yazid bin Umrul Qais. Ayah beliau bernama Zaid bin Haritsah yang juga merupakan salah seorang shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sedangkan ibu beliau adalah Ummu Aiman, salah seorang shahabiyah yang merupakan ibu susuan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Beliau dan ayahnya termasuk orang yang dicintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karenanya beliau dikenal dengan julukan Hibbu Ibnul Hibbi.
Suatu saat Rasulullah pernah memangku Usamah bin Zaid dan cucu beliau yaitu al-Hasan bin Ali, lalu beliau bersabda,
اللَّهمَّ إنِّي أُحِبُّهُمَا فَأَحِبَّهُمَا
“Ya Allah sungguh aku mencintai keduanya (yaitu Usamah dan al-Hasan), maka cintailah mereka berdua.” (HR. Al-Bukhari).
Usamah bin Zaid mendapat penghargaan dari Rasulullah dengan diangkatnya beliau sebagai panglima perang. Nabi juga telah mengangkat ayahnya, Zaid bin Haritsah, sebagai pemimpin dalam Sariyah atau Perang Mu’tah, yang mana jika Zaid terbunuh, maka Ja’far yang akan menggantikan, dan jika Ja’far terbunuh, maka digantikan Abdullah bin Rawahah.
Rasulullah membentuk suatu pasukan perang yang beranggotakan 700 personil. Pasukan tersebut mendapat mandat dari Rasulullah untuk menyerang pasukan Romawi di negeri Syam. Namun siapa sangka, bahwa di tengah-tengah pasukan tersebut ada orang-orang yang mulia, shahabat yang punya kedudukan mulia di sisi Rasulullah, yaitu Abu Bakr dan Umar Radhiyallahu ‘Anhuma.
Subhanallah! Usamah menjadi pemimpin pasukan padahal Abu Bakr dan Umar juga turut ikut serta dalam pasukan tersebut. Yang lebih menakjubkan lagi bagaimana Rasulullah mengangkat Usamah bin Zaid sebagai pimpinan pasukan perang disaat umur beliau masih berusia 18 tahun. Padahal di tengah-tengah prajurit ada shahabat yang usianya jauh lebih senior. Usia masih muda, tapi dikenal sebagai sosok yang berani dan bijaksana, memiliki kemampuan dan dedikasi yang tinggi dalam meninggikan agama Allah. Itulah di antara alasan kenapa Rasulullah memilih beliau sebagai pimpinan pasukan.
Ketika pasukan keluar dari kota Madinah dan memasuki daerah Al-Jurf yang berada sejauh kurang lebih 3 mil dari kota Madinah, terdengar berita bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sakit sehingga mereka pun menunda perjalanan dan menunggu perkembangan terakhir Rasulullah.
Setelah wafatnya Rasulullah kemudian Abu Bakr menjadi khalifah, beberapa pihak meminta kepada Abu Bakar untuk menarik pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid, namun Abu Bakr tetap mempertahankan pasukan yang telah dibentuk dan diutus langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Walhasil, pasukan tersebut berhasil mengalahkan pasukan Romawi dan kembali ke kota Madinah dalam keadaan selamat.
Demikianlah sekelumit kisah tentang sahabat yang mulia Usamah bin Zaid Radhiyallahu ‘Anhu, sosok yang seharusnya menjadi teladan bagi pemuda kaum muslimin dalam meraih prestasi yang gemilang, berjuang dan berkorban dalam rangka meninggikan kalimat Allah di masa muda, mendedikasikan waktu dan tenaganya menuntut ilmu syar’i yang dengannya agama Allah akan tetap jaya dan terjaga dari para musuh tauhid dan sunnah.
Wallahul muwaffiq.