Khusus

Kiamat 2012 Dalam Sorotan

Buletin Islam AL ILMU Edisi: 4/I/VIII/1431

Akhir-akhir ini, umat islam dikejutkan oleh ramalan akan datangnya kiamat pada tahun 2012. Beberapa headline pada media masa akhir-akhir ini tak ketinggalan turut meramaikannya. Sejatinya berita ini berasal dari sebuah film yang diangkat dari ramalan bangsa Maya kuno paganis dari Meksiko. Film ini bercerita tentang akan terjadinya kiamat pada 21 Desember tahun 2012. Walaupun sebenarnya ramalan kiamat dari bangsa Maya masih diperselisihkan di kalangan mereka sendiri, ibarat dongeng atau hikayat yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Namun berita ini terlanjur menjadi isu di mana-mana, apalagi film ini laris bak kacang goreng dikunjungi oleh khalayak ramai di gedung-gedung bioskop.

Isu seperti ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Mengingat sebelumnya telah banyak isu-isu seputar kiamat yang dijajakan oleh para paranormal dan tukang ramal.

Masih hangat di ingatan kita ramalan hari kiamat yang terjadi pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1999, demikian pula ramalan-ramalan lainnya. Toh, ternyata semua ramalan itu hanyalah dusta dan tidak pernah terbukti.

Walau demikian, tak bisa dipungkiri pengaruh berbagai ramalan tersebut terhadap umat islam. Bahkan diantara mereka ada yang gantung diri (setelah melihat tayangan film 2012 tersebut), di saat masih belum punya bekal untuk menghadapinya.

Bagaimanakah bimbingan islam dalam menyikapi isu tersebut? Bagaimana pula tinjauan syari’at tentang permasalahan tersebut?

Rahasia Alam Ghaib Hanya Milik Allah subhanahu wa ta’ala

Segala sesuatu yang akan terjadi di kemudian hari termasuk dari alam/ilmu ghaib. Ilmu ghaib merupakan rahasia Allah subhanahu wa ta’ala, yang tiada seorang pun sanggup menyingkap tabir rahasia tersebut. Seperti jodoh, karier, bisnis, ajal (kematian), atau seluruh yang akan terjadi di kemudian hari (meliputi peristiwa yang baik ataupun yang buruk), semuanya tersembunyi di alam ghaib, yang tidak ada yang mengetahui kecuali Allah subhanahu wa ta’ala. Ini adalah salah satu aqidah atau prinsip seorang muslim. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya):

“Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah.” (An Naml: 65)

Dan dalam ayat yang lain Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan (artinya):

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya melainkan Dia sendiri.” (Al An’am: 59)

Malaikat, Manusia, dan Jin Tidak Mengetahui yang Ghaib

Suatu pengakuan para malaikat bahwa diri mereka tidak mengetahui sesuatu kecuali yang telah Allah subhanahu wa ta’ala ajarkan kepada mereka. Perhatikanlah bagaimana pengakuan mereka sendiri, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala (artinya):

“Dan Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada malaikat, lalu (Allah) berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kalian (wahai para malaikat) memang benar!’ mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Al Baqarah: 31-32)

Begitu pula pengakuan para Nabi, bahwa mereka tidak mengetahui yang ghaib. Nabi Nuh ‘alaihis salam berkata, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala (artinya):

“Dan aku tidak mengatakan kepada kalian (bahwa): Aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang ghaib.” (Hud: 31)

Demikian pula Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk mengatakan:

“Katakanlah: “Aku tidak mampu menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tiada lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al-A’raf: 188)

Jika para malaikat yang dekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan para nabi yang merupakan utusan Allah subhanahu wa ta’ala tidak mengetahui yang ghaib, maka tentunya manusia secara umum, lebih tidak mengetahui alam ghaib.

Bangsa jin pun, juga tidak mengetahui yang ghaib. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya):

“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka tentang kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau seandainya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap berada dalam siksa yang menghinakan (bekerja keras untuk Sulaiman, pen).” (Saba‘: 14)

Para pembaca rahimakumullah, kunci-kunci alam ghaib hanya berada di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia. Namun, ada beberapa perkara ghaib yang Allah subhanahu wa ta’ala beritakan kepada rasul-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya):

Dia-lah Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkannya kepada siapa pun kecuali yang Dia ridhai dari kalangan rasul.” (Al Jin: 26-27)

Dalam ayat lain, Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan tentang hal tersebut (artinya):

“Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kalian perkara-perkara ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya diantara para rasul-Nya.” (Ali Imran: 179)

Dengan demikian, kita kaum muslimin wajib meyakini kebenaran berita yang datang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang perkara yang ghaib karena itu adalah bersumber dari wahyu Allah subhanahu wa ta’ala. Dan sebaliknya, kita wajib tidak mempercayai berita tentang perkara ghaib yang datang dari selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti berita tentang akan datangnya kiamat maupun kejadian yang sangat dahsyat tahun 2012, dan yang lainnya. Karena itu adalah kedustaan belaka.

Hari Kiamat Tidak Ada Satu Makhluk pun yang Mengetahuinya

Hari kiamat termasuk dari alam ghaib. Tidak ada satu makhluk pun yang Allah subhanahu wa ta’ala beritakan kepadanya kapan terjadinya. Allah subhanahu wa ta’ala hanya memerintahkan kepada para rasul-Nya untuk menyampaikan peringatan kepada manusia akan datangnya hari kiamat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya):

“Mereka bertanya kepadamu tentang (kapan datangnya) hari kiamat. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kapan datangnya hari kiamat itu hanyalah disisi Allah. Dan tahukah (wahai Muhammad) boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (Al Ahzab: 63)

Kiamat itu pasti akan terjadi, bahkan termasuk dari rukun-rukun iman yang enam yang wajib diimani oleh setiap muslim.

Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits yang dikenal dengan hadits Jibril. Suatu riwayat yang cukup panjang, memuat pertanyaan-pertanyaan Jibril kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , di antaranya, pertanyaan tentang rukun Iman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وِمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“(Rukun) Iman adalah beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, (beriman kepada) hari akhir (kiamat), dan beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga ditanya, kapan datangnya hari kiamat? Beliau menjawab:

مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ

“Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui daripada yang bertanya.”

Artinya kedua-duanya sama-sama tidak mengetahui kapan hari kiamat itu akan terjadi.

فِي خَمْسٍ لاَ يَعْلَمُهُنَّ إِلاَّ هُوَ ثُمَّ تَلاَ النَّبِيُّ صلى الله عليه و سلم :

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “…Lima perkara tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah”, Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat (artinya):

“Sesungguhnya hanya di sisi Allah tentang pengetahuan terjadinya kiamat, Dia-lah yang menurunkan hujan, mengetahui apa yang ada dalam rahim, tidak ada satu jiwa pun mengetahui apa yang dikerjakan esok harinya, dan tidak ada yang mengetahui di bumi mana dia akan mati, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)

Al Imam Al Qurthubi rahimahullah berkata: “Berdasarkan hadits ini, tidak ada celah sedikit pun bagi seseorang untuk mengetahui (dengan pasti) salah satu dari lima perkara (ghaib) tersebut (sebagaimana dalam surat Luqman).

Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ilmu tentang kapan datangnya hari kiamat tidak ada yang mengetahuinya, sekalipun nabi yang diutus dan malaikat yang paling dekat dengan Allah subhanahu wa ta’ala. (Kemudian beliau menyebutkan ayat Al A’raf: 187):

لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ

“Tidak ada yang mampu menjelaskan waktu datangnya (hari kiamat) kecuali Dia (semata).”

Oleh karena itu, datangnya hari kiamat dan penentuan waktunya merupakan ketetapan dari Allah subhanahu wa ta’ala, tidak ada satu makhluk pun yang mengetahuinya kecuali Allah subhanahu wa ta’ala.

Allah subhanahu wa ta’ala Hanya Memberitakan Tanda-tanda Hari Kiamat

Kita wajib mengimani adanya tanda-tanda hari kiamat sebelum hari kiamat tiba.

Di antara tanda-tanda kiamat kubro (besar) adalah sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga terjadi sebelumnya sepuluh tanda; terbitnya matahari dari sebelah barat, keluarnya binatang (yang bisa berbicara), keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya Dajjal, turunnya ‘Isa bin Maryam, munculnya dukhan (asap yang meliputi manusia), terjadinya tiga longsor besar (dibenamkannya penduduk bumi) di timur, barat, dan jazirah Arab, dan yang berikutnya adalah keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya mereka.” (Lihat HR. Muslim no. 2901, dan Abu Dawud no. 4311)

Hadits ini sekaligus sebagai contoh perkara ghaib yang diberitakan (diwahyukan) kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam . Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum terjadinya tanda-tanda kiamat tersebut.

Di antara aqidah yang harus diyakini oleh umat Islam adalah meyakini akan turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihis salam ke dunia untuk menegakkan syari’at agama Islam. Beliau akan tinggal di bumi selama 40 tahun. (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, Ash Shahihah no. 2182)

Oleh sebab itu, jelaslah bagi kita bahwa tidaklah kiamat itu terjadi kecuali setelah muncul (terjadi) tanda-tandanya yang besar tersebut. Sehingga ramalan yang disandarkan kepada Bangsa Maya bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012 merupakan kedustaan dalam pandangan islam. Mengingat, ilmunya hanya di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, bahkan sekian banyak dari tanda- tandanya kiamat yang besar tersebut belum terjadi, seperti turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihis salam dan akan tinggal di bumi selama 40 tahun.

Demikian pula, diangkatnya Imam Mahdi sebagai pemimpin tunggal kaum muslimin yang akan berkuasa selama 7 atau 8 tahun, dan Nabi ‘Isa ‘alaihis salam turun pada masa kepemimpinan beliau (sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Hakim dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Ash-Shahihah no. 711).

Hari Kiamat Hanya Akan Dirasakan oleh Sejelek-jelek Manusia

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ هُمْ شَرٌّ مِنْ أَهْلِ الْجَاهِلية

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Tidak akan tegak hari kiamat melainkan pada sejelek-jelek makhluk dan mereka lebih jelek daripada kaum jahiliyah.” (HR. Muslim no. 1924)

Maka dari itu, di antara aqidah umat Islam pula hari kiamat tidak akan dialami oleh kaum muslimin. Ketika sudah dekat terjadinya hari kiamat, Allah subhanahu wa ta’ala mengirimkan angin untuk mematikan seluruh manusia yang masih ada dalam hatinya keimanan. (sebagaimana dalam riwayat Muslim no. 1924)

Nasehat

Para pembaca rahimakumullah, dari pembahasan di atas tadi kita dapat mengetahui bahwa kiamat pasti terjadi, dan tidak ada yang mengetahui tentang waktu terjadinya kecuali Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu, semua ramalan tentang waktu terjadinya kiamat tersebut adalah batil dan dusta dalam pandangan islam yang suci ini. Namun demikian, kita semua harus berbekal dengan amalan yang diridhoi Allah subhanahu wa ta’ala. Guna mempersiapkan diri untuk menghadapinya, hari di saat semua amalan dihisab dan diberi balasan.

Akan tetapi persiapan kita bukan karena percaya atau setengah percaya terhadap ramalan tersebut diatas. Akan tetapi persiapan kita karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput kita yang kemudian setelah itu kita tidak bisa beramal lagi. Sehingga kita tidak boleh sedikitpun percaya terhadap ramalan tersebut diatas atau menganggap baik karena menyebabkan orang ingat kepada Allah dan beramal. Wallahu a’lam.

Dari shahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan adanya seorang Arab dusun yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , kapan terjadinya hari kiamat, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

“Apa yang kamu persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab: “Kecintaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.” kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنْتَ مَعَ مَن أَحْبَبْتَ

“Kamu akan bersama orang yang kamu cintai.” (HR. Al Bukhari dan Muslim no. 2639)

Wallähu ta’älä a’lam bish showäb.

Buletin Al Ilmu Edisi 4/I/VIII/1431

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button