Ada Apa dengan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah?
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah memiliki keutamaan yang agung, Allah menyiapkan berbagai kebaikan yang banyak untuk hamba-hamba-Nya.
Tidak diragukan lagi, bahwa kehidupan seorang muslim semuanya kebaikan, jika dimanfaatkan untuk beribadah kepada Allah dan beramal saleh yang didasari dengan keikhlasan.
Di sana ada sepuluh hari yang Allah bersumpah dengannya, yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi fajar dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr : 1-2).
Malam yang sepuluh pada ayat di atas yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, sebagaimana penafsiran yang dikenal oleh para ulama.
Allah bersumpah dengannya, karena kemuliaan dan keutamaan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah.
Di antara amalan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, yaitu Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang dan Puasa ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa setahun yang lalu. ” (HR. Muslim no. 1162).
Puasa Arafah disunnahkan bagi orang-orang yang tidak melakukan ibadah haji. Adapun yang menunaikan ibadah haji, pada hari Arafah mereka menunaikan rukun yang agung dari rukun-rukun haji, yaitu Wuquf di Arafah.
Nabi Shalllallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengabarkan :
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِى مَلاَئِكَتَهُ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ عَرَفَةَ فَيَقُولُ انْظُرُوا إِلَى عِبَادِى أَتَوْنِى شُعْثاً غُبْراً
“Sesungguhnya Allah berbangga kepada para malaikat-Nya pada waktu sore Arafah dengan orang-orang yang berada di Arafah, dan berkata: “Lihatlah keadaan hamba-hamba-Ku, mereka mendatangiku dalam keadaan kusut dan berdebu.” (HR. Ahmad).
Pada hari ke sepuluh bulan Dzulhijah, terdapat hari raya idul adha. Kaum muslimin yang menunaikan haji, mereka melakukan Thowaf, Sa’i, menyembelih hewan Hadyu, dan (Tahallul) menggundul atau mencukur rambut kepala.
Bagi yang tidak berhaji, disyariatkan melakukan Shalat Idul Adha dan ibadah qurban. Inilah diantara keutamaan sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijah yang penuh berkah dan keutamaan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هِذِهِ اْلأَيَّامِ -يَعْنِي أَيَّامَ اْلعَشْرِ-. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيءٍ.
“Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini -yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah-.”
Para Shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah bisa menandingi?”
Beliau menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah bisa menandingi, kecuali seorang mujahid yang keluar berjihad di jalan Allah dengan jiwa raga dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu pun darinya (gugur sebagai syahid).” (HR. Al-Bukhari, Ahmad, Lihat kitab Irwa’ al-Ghalil no. 953).