Tauhid

Siapakah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah?

 

Istilah Ahlus Sunnah sering kita dengar dari lisan kaum muslimin dan para tokoh Islam yang ada di negeri kita ini, tentu sudah tidak asing lagi bagi kaum muslimin, bahkan mereka semua mengaku sebagai Ahlus Sunnah.

 

Mengapa istilah tersebut begitu laris manis disematkan pada seseorang atau kelompok tertentu?

 

Namun, yang jadi pertanyaan sekarang siapakah sebenarnya Ahlus Sunnah itu?

 

Jika kita meneliti berbagai nash (dalil) yang menyebutkan kata As-Sunnah, akan menjadi jelas apa yang dimaksud dengan kata tersebut.

 

As-Sunnah menurut jumhur ahli hadits didefinisikan sama dengan hadits, yaitu “segala sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, baik berupa ucapan, perbuatan, penetapan, maupun sifat; baik khalqiyah (bentuk penciptaan) maupun khuluqiyah (akhlak).”

 

Jadi, definisi Ahlus Sunnah —seperti yang telah dijelaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah— adalah orang yang berpegang teguh dengan Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah Rasulullah, dan apa yang telah disepakati oleh para pendahulu dari kalangan (Shahabat Nabi) Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. (Majmu’ Fatawa, 3/375).

 

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah ketika ditanya tentang siapakah Ahlussunah?

Maka beliau menjawab :

Ahlussunah wal jama’ah adalah mereka adalah orang-orang yang mengamalkan Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka berpegang teguh dengannya dan berdakwah padanya, merekalah para shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam serta siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik, mereka inilah Ahlussunah yaitu para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum dan siapa saja yang meniti jejak mereka dan mengikuti jalan mereka baik ucapan maupun perbuatan, mengagungkan Al Qur’an dan as Sunnah berhukum serta bersandar pada keduanya, seperti inilah seorang Ahlussunah.

 

Ahlussunah mereka adalah orang-orang yang mengambil Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan bersandar pada keduanya serta mengikuti orang yang menempuh jalan tersebut dari jalan para Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam serta mengikuti mereka dengan baik maka merekalah Ahlussunah wal Jama’ah. [https://binbaz.org.sa/fatwas/12210/%D9%85].

 

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di Rahimahullah mengatakan :

“Demikianlah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan ahlul hadits. Mereka adalah para pembela agama dan Kitabullah (Al Qur’an) serta para pembela sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

 

Ibnu Rajab Rahimahullah berkata: “As-Sunnah adalah jalan/metode yang ditempuh (dalam beragama). Ia mencakup berpegang erat dengan apa yang dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para al-Khulafaur Rasyidin Radhiyallahu ‘Anhum berada di atasnya, baik dalam masalah i’tiqad (keyakinan), amal perbuatan, maupun perkataan. Inilah (pengertian) As-Sunnah secara sempurna. Oleh sebab itu, dahulu generasi salaf tidaklah menggunakan istilah ‘As-Sunnah’ kecuali terhadap sesuatu yang mencakup (makna) itu secara keseluruhan.”

 

Asy-Syaikh al-‘Allamah Ibnu ‘Utsaimin Rahimahullah mengatakan:

“Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan sunnah dan bersatu di atasnya. Mereka tidak menoleh kepada selainnya, baik dalam urusan ilmiah i’tiqadiyah (ilmu tentang keyakinan) maupun masalah amaliyah hukmiyah.”

 

Ibnu Hazm Rahimahullah berkata:

“Ahlus Sunnah yang kita katakan mereka adalah ahlul haq dan yang selain mereka adalah ahlul bid’ah, sesungguhnya adalah para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum dan setiap orang yang meniti jalan mereka dari kalangan fuqaha (ulama) dari generasi ke generasi sampai hari ini, dan juga orang-orang yang meneladani mereka.”

(Usus Manhajis Salaf fid Da’wati Ilallah. hlm. 26—27).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button