Mengembalikan Palestina dari Cengkraman Yahudi
Edisi: 20 || Tahun 1439 H
Tema: KHUSUS
Mengembalikan Palestina dari Cengkraman Yahudi
Namun itu semua seakan tak memberikan arti. Israel (baca: Negara Yahudi) hingga hari ini terus bercokol dan menjajah bumi Palestina. Kabar tentang insiden bentrokan hingga serangan jet tempur Yahudi terhadap kaum muslimin Palestina masih terus menghiasi berita-berita Timur Tengah.
Kenapa perjuangan umat Islam tak membuahkan hasil? Padahal, satu peristiwa terjadi di Palestina maka seluruh dunia Islam pasti angkat bicara.
Termasuk peristiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Tatkala dengan pongah Amerika menyatakan bahwa al-Quds adalah ibukota Israel (baca : Negara Yahudi). Sontak dunia Islam pun bereaksi keras. Demikianlah solidaritas dan ukhuwwah Islamiyyah memanggil kaum muslimin membela saudara-saudaranya di negeri Palestina. Apalagi di sana terdapat salah satu masjid teramat mulia milik umat Islam, yaitu Masjid al-Aqsha.
Umat Yahudi Tak Akan Menang Terhadap Tentara Tauhid
Umat Yahudi adalah umat yang hina, umat yang dimurkai oleh Allah. Allah berfirman tentang Yahudi,
“Karena itu mereka (Yahudi) mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan, dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.” (al-Baqarah : 90)
Maksudnya: Yahudi mendapat kemurkaan yang berlipat-ganda, yaitu kemurkaan karena tidak beriman kepada nabi Muhammad dan kemurkaan yang disebabkan perbuatan mereka dahulu, yaitu membunuh para nabi, mendustakannya, mengubah-ubah isi kitab Taurat dan masih sangat banyak lagi. Allah juga berfirman,
“Mereka (Yahudi) diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (Ali ‘Imran: 112)
Inilah sebagian sifat-sifat Yahudi yang mengharuskan mereka senantiasa berada dalam kehinaan, kerendahan dan selalu mendapat kemurkaan dari Allah .
Yahudi tidak akan pernah bisa tegak dalam kebaikan kecuali apabila mereka mau berpegang pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, yaitu perlindungan yang diberikan oleh pemerintah Islam atas mereka.
Yahudi tidak memiliki sandaran sejarah keimanan dan akidah, tidak memiliki sandaran sejarah sifat kejantanan dan keberanian. Yahudi hanya berani berperang dari balik tembok, sementara permusuhan (perselisihan) di antara mereka sendiri sangat sengit.
Sungguh sifat-sifat keji Yahudi sangat banyak, di antaranya: khianat, melanggar perjanjian, menebar fitnah, menyalakan api peperangan, berbuat kerusakan di muka bumi, bahkan mencela dan menghina Allah dan agama-Nya serta rasul-Nya.
Setiap kali Yahudi menyalakan api peperangan niscaya Allah memadamkannya.
Maka wahai Yahudi, janganlah kalian terburu sombong dan berbangga dengan keberhasilan kalian. Sungguh kalian tidak akan menang melawan tentara nabi Muhammad . Yaitu para tentara yang berakidah tauhid “Laailaaha illallah, Muhammad rasulullah”. Kalian tidak akan menang terhadap tentara yang dipimpin oleh para panglima semisal Umar bin al-Khathab al-Faruq, Khalid bin al-Walid, Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Sa’d bin Abi Waqqash, atau Amr bin al-Ash.
Mereka adalah para panglima yang terdidik di atas akidah tauhid yang murni, di atas akidah nabi Muhammad . Mereka mendidik tentaranya dengan akidah tersebut dan memimpin pasukannya di atas misi meninggikan kalimatullah di muka bumi.
Wahai Yahudi, sungguh kalian tidak akan menang terhadap bala tentara yang seperti ini akidah dan keimanannya. Kalian hanya akan bisa menang bila melawan tentara yang kondisinya seperti dalam firman Allah ,
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (Maryam: 59)
Yaitu kaum yang melanggar syari’at agama dan menyimpang keimanannya.
Bagaimana Umat Islam Bisa Merebut al-Quds dan Masjidil Aqsha?
Sungguh kaum muslimin tidak akan bisa membebaskan Palestina, al-Quds dan Masjidil Aqsha dari cengkraman tangan jahat Yahudi kecuali dengan nama Islam, di atas akidah yang bersih dan murni. Sebagaimana dulu Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab berhasil merebut Palestina dari cengkraman Nashara, maka dengan cara itu pulalah kaum muslimin pada masa ini bisa membebaskan Palestina.
Renungkanlah sejarah gemilang dan kejayaan generasi awal umat ini.
Bagaimana mereka bisa menang dan jaya? Maka dengan cara itu pulalah kaum muslimin saat ini akan bisa meraih kemenangan dan kejayaan. Yaitu dengan kekuatan iman, kemurnian akidah, ketaatan beragama, serta keluhuran akhlak. Allah berfirman,
“Sungguh telah Kami tulis di dalam kitab-kitab terdahulu sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih.”(al-Anbiya: 105)
Sudahkah kita termasuk hamba-hamba Allah yang shalih?
Yakni yang benar-benar menegakkan ubudiyyah (peribadatan) kepada-Nya dengan murni, taat terhadap segala perintah dan larangan-Nya, serta berakhlak mulia dan berprilaku santun?
Himbauan Kepada Kaum Muslimin
Marilah kita kembali kepada kemurnian akidah dan tauhid. Jangan ada di tengah umat ini yang berdo’a dan bertawakkal kepada selain Allah. Jauhilah perdukunan dan jimat-jimat.
Marilah menjadi umat yang bertauladan penuh kepada baginda nabi Muhammad. Pegang teguh dan junjung tinggi-lah ajaran dan bimbingan (sunnah-sunnah) Nabi dan para Khulafaur Rasyidin dalam segala aspek. Baik dalam hal keyakinan, tata cara beribadah, cara bermuamalah, demikian juga dalam hal tata krama dan sopan santun.
Marilah kita memuliakan al-Qur’an dan al-Hadits, serta mengamalkannya. Jangan ada yang melecehkan atau menghina al-Qur’an dan al-Hadits.
Jangan menjadi umat yang radikal, fanatik buta, menebar anarkhis dan kekerasan, serta jangan pula menjadi umat yang liberal. Karena itu semua hanya akan mencoreng nama Islam dan membuat Yahudi tertawa melecehkan kaum muslimin. Umat Islam tidak akan menang dengan cara “jihad”nya kaum radikalis-teroris dan akan hancur pula bila kaum liberalis terus menebar kerancuan dalam beragama.
Jika kaum muslimin berpegang teguh kepada agamanya dengan sebenar-benarnya, maka mereka akan menjadi umat yang disegani oleh lawan-lawannya dan akan menjadi bala tentara yang menang dan jaya.
Himbauan kepada Pemerintah-Pemerintah Islam di Seluruh Dunia
Melalui tulisan ini pula, kami mengajak pemerintah-pemerintah Islam:
Pertama: Mari berpegang teguh dengan al-Qur’an al-Karim, Sunnah Rasulullah dan bimbingan para Khulafaur Rasyidin dalam akidah, ibadah, akhlak dan politik, serta dalam berbagai aspek lainnya.
Tanamkanlah kepada rakyat prinsip- prinsip yang mulia tersebut. Sungguh kita semua adalah para hamba Allah, hidup di bumi Allah, makan dan minum dari rizki yang diberikan oleh-Nya. Maka sudah sepantasnya dan seharusnya kita semua bersyukur kepada-Nya. Allah berfirman,
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepada kalian dan syukurilah nikmat Allah, jika memang kalian beribadah hanya kepada-Nya saja.” (an-Nahl : 114)
Maka murnikan ibadah hanya kepada-Nya, syukurilah nikmat-nikmat-Nya. Jadilah kita bangga dan mulia dengan syari’at Islam.
Kedua: Hendaknya pemerintah-pemerintah Islam membentuk tentara Islam yang terdidik di atas pendidikan Islam. Terdidik di atas akidah nabi Muhammad dan terdidik di atas akhlak yang terpuji. Terdidik di atas misi besar; menegakkan kalimat tauhid di muka bumi, dalam rangka mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘Alamin. Bukan di atas misi-misi politik keduniaan, atau di atas slogan-slogan jahiliyyah, fanatik kelompok dan golongan. Bukan di atas radikalisme dan terorisme. Bukan pula di atas liberalisme, yang sering menghina agama.
Sehingga jadilah mereka tentara-tentara Allah yang hakiki, yang tak kan terkalahkan. Allah berfirman,
“Sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” (ash-Shaaffaat : 173)
Sungguh ucapan yang sangat bersejarah, patut ditulis dengan tinta emas, ucapan raja Faishal bin Abdul Aziz , “Kami akan melakukan segala yang kami mampu demi menyelamatkan Palestina dan membebaskan tempat-tempat suci umat Islam. Kami akan melawan segala misi yang bertujuan meyahudikan al-Quds atau menginternasionalisasi al-Quds. Dengan penuh kekuatan dan keteguhan, kami akan berdiri menghadang segala konspirasi yang akan mengeruhkan permasalahan Palestina.”
Penulis: Ustadz Abu Amr Alfian
Referensi: Shaihatun Nadzir ila Ummatil Ghadab Prof. DR. Rabi’ al-Madkhali