Edisi Ramadhan

Istimewakan Hari Berpuasamu!

Edisi: 23 || 1440H
Tema: Ramadhan

بسم الله لرّحمان الرّحيم

Jangan engkau jadikan hari puasamu sama dengan hari berbukamu (ketika tidak berpuasa).” (Lihat Lathaif al Ma’arif karya Inbu Rajab rahimahullah) Kalimat indah dari shahabat mulia Jabir bin Abdillah radhiallahuanhu di atas, berisi petuah dan nasehat bagi kita untuk dapat menjadikan hari-hari di bulan Ramadhan menjadi lebih istimewa dan berbeda dengan hari-hari yang lain. Edisi kali ini, sekedar mengingatkan kembali tentang beberapa amalan penting yang dapat kita lakukan di hari-hari bulan Ramadhan. Semoga Allah ta’ala memudahkan kita semua untuk dapat mengamalkannya.

Saat Bersahur

Para pembaca rahikumullah, sahur memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:

– Sahur mengandung barakah
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

تسحّروافإنّ في السّحوربركة

“Bersahurlah kalian karena sesungguhnya pada makan sahur terdapat barakah.” (Muttafaqun ‘alaihi dari shahabat Anas bin Malik radhiallahuanhu)

– Mendapat shalawat dari Allah dan para Malaikat.
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

السّحورأكلةبركةفلاتدعوه,ولوأن يجرع أحدكم جرعة من ماء,فإنّ الله وملائكتة يصلّون على المتسحّرين

“Makan sahur itu berbarakah maka jangan kalian meninggalkannya meskipun hanya sekedar meminum seteguk air. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad dari shahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiallahuanhu)

Beberapa hal yang patut untuk kita perhatikan bersama saat bersahur antara lain:

1. Mengakhirkan makan sahur
Berakhirnya waktu makan sahur ditandai dengan terbitnya fajar shadiq (fajar kedua, pertanda masuknya waktu shubuh), sebagaimana firman Allah ta’ala,

وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ

dan makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (al-Baqarah: 187)

Mengakhirkan sahur termasuk sunnah Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam. Shahabat Anas bin Malik meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, ia berkata, “Kami makan sahur bersama Nabi kemudian beliau bangkit untuk melaksanakan shalat shubuh, saya (Anas bin Malik) bertanya kepadanya (Zaid), “Berapa jarak antara adzan dengan sahur?” Zaid menjawab, “Kurang lebih sepanjang bacaan lima puluh ayat.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Yakni ayat yang dibaca tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek, dan membacanya tidak terlalu cepat dan tidak pula terlalu lambat. (lihat Fathul Bari)

2. Bersahur dengan tamr (kurma)
Nabi shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

نعم سحورالمؤمن التّمر

“Sebaik-baik makanan untuk sahur bagi seorang mukmin adalah tamr (kurma),” (HR. Abu Dawud no. 2345 dan lainnya dari shahabat Abu Hurairah radhiallahuanhu)

Saat Menyambut dan Mengisi Hari

Alangkah baiknya hari berpuasa diisi dengan mengerjakan amalan-amalan kebajiakan, semisal:

1. Membaca al Quran
Bulan Ramadhan adalah bulan al-Quran. Sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk memperbanyak membaca al-Quran pada bulan yang mulia ini. Malaikat Jibril alaihisalam senatiasa mengajarkan al-Quran kepada nabi Muhammad setiap bulan Ramadhan. Demikan pula para ulama salaf, mereka memperbanyak membaca al-Quran saat Ramadhan baik ketika shalat maupun di luar shalat. Adalah al-Imam Malik rahimahullah saat Ramadhan beliau meninggalkan membaca hadits dan majlis ilmu untuk lebih fokus membaca al-Quran. Begitu juga al-Imam Qatadah rahimahullah, beliau senantiasa mengkhatamkan al-Quran setiap tiga malam saat awal dan pertengahan Ramadhan, adapun saat sepuluh hari terakhir mengkhatamkan setiap malam. (lihat Majalis Syahri Ramadhan Ibnu Utsaimin).

2. Memperbanyak sedekah
Abdullah bin Abbas radhiallahuanhu berkata,

كان رسول الله صلّى الله عليه وسلّم أخودالنّاس,وكان أخودمايكون في رمضان حين يلقاه جبريل,وكان يلقاه في كلّ ليلة من رمضان فيداسه القرآن,…..

“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi ketika di bulan Ramadhan saat Jibril menemui beliau lalu membacakan (mengajarkan) al-Qur’an kepada beliau ………..” (HR. al-Bukhari no. 6)

3. Mengerjakan shalat-shalat sunnah
Banyak shalat-shalat sunnah yang dapat kita kerjakan setiap harinya. Mulai dari shalat sunnah yang telah jelas waktunya seperti shalat sunnah rawatib, shalat isyraq, shalat dhuha hingga shalat sunnah yang terkait kondisi seperti shalat sunnah setelah berwudhu, shalat sunnah diantara adzan dan iqamah serta shalat tahiyyatul masjid.

Saat Berbuka
Allah ta’ala berfirman,

ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ

“Kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam hari.” (al-Baqarah: 187)
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

إذا أقبل اللّيل,وأدبر النّهار,وغربت السّمس,فقد أفطر الصّائم

“Apabila malam telah datang dan siang telah pergi serta matahari telah terbenam maka sungguh orang yang berpuasa boleh berbuka.” (Muttafaqun alaih dari shahabat Umar bin al-Khaththab radhiallahu)

Para pembaca rahimakumullah, di antara adab-adab ketika berbuka adalah:

1. Besegera berbuka ketika telah tiba waktunya
Menyegerakan berbuka merupakan sunnah Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam. Beliau shalallahu’alahi wasallam bersabda,

لايزال النّس بخير ماعجّلوا الفطر

“Kaum muslimin akan selalu berada dalam kebaikan selama mereka masih menyegerakan berbuka.” (Muttafaqun ‘alaihi dari shahabat Sahl bin Sa’d radhiallahuanhu)

2. Membaca doa ketika berbuka

ذهب الظّمأوابتلّت العروق وثبت الأجر إن شاءالله

“Telah hilang dahaga, telah basah urat-urat dan tetap pahalanya insya Allah.” (HR. Abu Dawud no. 2357 dan yang lainnya dari shahabat Abdullah bin Umar radhiallahuanhu)

3. Berbuka dengan ruthab (kurma setengah matang), kalau tidak ada maka dengan tamr (kurma masak), kalau tidak ada maka cukup dengan air putih. Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam dahulu berbuka sebelum shalat maghrib dengan beberapa ruthab, jika tidak mendapatinya maka dengan meneguk air beberapa tegukan. (HR. Abu Dawud no. 2356 dari shahabat Anas bin Malik radhiallahuanhu)

4. Memberi makanan untuk berbuka
Nabi shalallahu’alaihi wasallam bersabda,

من فطّرصائماكان له مثل أجره غيرأنّه لاينقص من أجر الصّائم شيئا

“Barang siapa memberi makanan untuk berbuka kepada seorang yang berpuasa maka baginya semisal pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. at Tirmidzi no. 807 dan lainnya dari shahabat Zaid bin Khalid radhiallahuanhu).

Adapun bagi yang diberi makanan tersebut, hendaknya mendoakan orang yang memberikannya dengan doa:

أفطرعندكم الصّائمون وأكل طعامكم الأبراروصلّت عليكم الملائكه

“Semoga orang-orang yang berpuasa berbuka di sisi kalian dan orang-orang yang shalih makan makanan kalian serta para malaikat mendoakan kalian.” (HR. Abu Daud no. 3845 dari shahabat Sa’ad bin Ubadah radhiallahuanhuma).

Saat Malam Hari

Amalan rutin kaum muslimin di malam bulan Ramadhan adalah melaksanakan shalat tarawih. Tentang keutamaannya, baginda Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam pernah bersabda,

من قام رمضان إيماناواحتسابا, غفرله ما تقدّم من ذنبه

“Barang siapa menegakkan shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan karena iman dan berharap pahala maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih dari shahabat Abu Hurairah radhiallahuanhu)

Dalam hadits lainnya,

إنّه من قام مع الإمام حتّى ينصرف كتب له قيام ليلة

“Sesungguhnya barangsiapa seseorang shalat (tarawih) bersama imam sampai selesai maka terhitung baginya (pahala shalat) semalam penuh.” (HR. Abu Daud no. 1375 dan yang lainnya dari shahabat Abu Dzar al-Ghifari radhiallahuanhu)

Perhatian

Para pembaca rahimahumullah, ada beberapa kebiasaan kurang tepat dalam tinjauan syariat mulai dari aktifitas makan sahur hingga malam harinya yang sepatutnya bagi seorang yang berpuasa untuk menghindarinya. Di antaranya adalah kebiasaan makan sahur di pertengahan malam, bermudah-mudahan melalaikan shalat fardhu lima waktu, tidak “mempuasakan” pendengaran, penglihatan an lisan dari perkara yang haram, menyibukkan diri dalam perkara yang kurang bermanfaat bahkan sia-sia, sibuk mempersiapkan menu makanan untuk berbuka dan bersahur, tidak mengerjakan shalat tarawih, menghabiskan waktu malamnya dengan bergadang. Sebaliknya, pagi harinya dihabiskan untuk tidur (dari pagi hingga menjelang berbuka) atau untuk bermain hal-hal lainnya yang sia-sia, bahkan kemaksiatan.

Akhirul kalam, semoga Allah ta’ala membantu kita semua agar dapat mengoptimalkan segenap waktu di hari-hari bulan Ramadhan untuk beramal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button