Bacaan Ta’awudz Penangkal Rayuan Setan
Kaum muslimin rahimakumullah
Begitu besar godaan setan terhadap Nabi Adam dan anak keturunannya. Allah yang Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya memerintahkan untuk berlindung darinya dengan ber-ta’awudz.
Allah Ta’ala berfirman,
{ وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ }
“Dan jika setan mengganggumu dengan suatu yang membinasakan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf : 200).
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas menyebutkan sebuah hadits (artinya),
“Dua orang lelaki saling mencela di hadapan Nabi dan kami (para sahabat Radhiyallahu anhum) sedang duduk di sisi beliau. Salah seorang dari keduanya marah hingga memerah wajahnya. Seketika beliau bersabda, ‘Sungguh benar-benar aku mengetahui suatu doa yang jika seorang mengucapkannya akan hilang (gangguan) yang ia dapati,’
أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
‘Aku berlindung kepada Allah dari (godaan) setan yang terkutuk.’¹
Kemudian beliau (Al-Imam Ibnu Katsir) berkata,
“Kata النَزْغُ pada ayat tersebut bermakna kerusakan/kebinasaan, yakni dengan menimbulkan kemarahan atau selainnya.”²
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Sang penyampai Syariat Islam yang sempurna ini, membimbing dengan bimbingan ilahi agar kita senantiasa berlindung dan menyandarkan diri sepenuhya hanya kepada Allah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Diantara ta’awudz yang dibimbingkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah,
أَعُوْذُ بِاللّٰهِ السَّمِيْعِ العَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
‘Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari (godaan) setan yang terkutuk.’
Terkadang beliau juga membaca dengan lafazh,
أَعُوْذُ بِاللّٰهِ السَّمِيْعِ العَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ
‘Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari (godaan) setan yang terkutuk dan dari was-wasnya, kesombongannya dan sihirnya.’
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam banyak kesempatan senantiasa berta’awudz -memohon perlindungan- kepada Allah; di dalam shalatnya, ketika hendak membaca Al-Qur’an, memasuki masjid, dan lainnya.
Ketahuilah Kaum Muslimin rahimakumullah
Memohon perlindungan dari gangguan setan hanyalah kepada Allah semata, tidak boleh kepada selain Allah, karena hanya Allah saja yang mampu memberikan perlindungan.
Dahulu sebelum diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, orang-orang jahiliyyah meminta perlindungan kepada sayyidul wadi (penghuni lembah dari kalangan jin) saat singgah di suatu tempat.
Maka ketika Islam datang, Allah turunkan sebuah ayat yang menerangkan pengakuan para jin tentang perbuatan mereka.
Allah Ta’ala berfirman (artinya),
Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat. (QS. Al-Jin : 6).
Yakni menambah mereka takut dan khawatir.³
Semoga Allah memberikan ketetapan hidayah kepada kita di atas Islam hingga ajal menjemput. Aamiin.
Catatan :
¹ HR. Ibnu Hibban no. 5632.
² Tafsirul Qur’anil Adzim hlm. 533.
³ I’anatul Mustafid hlm. 252.