Uncategorized

Siapakah Wali Qutub yang Sebenarnya?

 

Nasab asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jailani

Nama lengkap beliau adalah Abdul Qadir bin Abi Shalih Abdullah bin Janki Duwast bin Abi Abdillah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdillah bin Musa al-Hauzy bin Abdullah al-Mahdi bin Al Hasan al-Mutsanna bin al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib al-Jailani.

Al-Jailani merupakan nisbah kepada daerah asal beliau yang bernama Jilan atau Jailan. asy-Syaikh Abdul Qadir al-jailani merupakan salah satu ulama ahlussunnah, termasuk ahli fikih dari madzhab Hanbali yang keutamaannya tidak diragukan. Bahkan ulama-ulama besar semisal Imam adz-Dzahabi, al-Hafizh Ibnu Katsir, Syaikhul islam ibnu Taimiyah dan lainnya mempersaksikan keutamaan beliau sebagaimana yang tersebutkan dalam kitab-kitabnya.

Definisi Wali Allah

Dari keutamaan beliau ini, apakah itu berarti beliu benar-benar salah satu dari wali-wali Allah? Wali Allah adalah seseorang yang senantiasa menjalankan perintah Allah, menegakkan syariat-Nya, beriman kepada-Nya dan senantiasa membela agama-Nya. Allah subhanahu wata’ala telah menjelasakan hal ini dalam firman-Nya,

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63)

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63).

Mereka itulah wali-wali Allah, yang beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, beriman kepada hari kiamat dan juga beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk, mengimaninya dengan keimanan yang sempurna dan penuh keyakinan. Senantiasa bertakwa kepada Allah azza wajalla dengan menjaga diri dari berbagai kemaksiatan, senantiasa mengerjakan kewajiban-kewajibannya dan menjauhi hal-hal yang haram (Fatawa Nur Ala ad-Darb Lis Syaikh al-Utsaimin).

Dari definisi ini, dapat kita simpulkan bahwa asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jailani insyaAllah– merupakan salah satu wali Allah yang disebutkan dalam ayat di atas.

Salah Kaprah Wali Qutub

Adapun anggapan bahwa asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jailani merupakan salah satu dari wali qutub atau wali ghauts yang saking dekatnya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga beliau memiliki beberapa kemampuan khusus semisal; mampu menghidupkan orang mati, mampu menghentikan hujan, memiliki kemampuan untuk mengatur sebagian alam semesta, dan lain sebagainya, itu merupakan kedustaan atas nama beliau rahimahullah.

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

“Katakanlah: Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. al-A’raf: 188).

Dari kedustaan-kedustaan ini lah akhirnya timbul berbagai macam penyimpangan dan kesesatan yang membuahkan keyakinan bahwa asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jailani adalah sosok yang berhak untuk diibadahi, dipanjatkan doa padanya dan diminta tolong dalam menuntaskan berbagai macam musibah dan kesulitan yang dialami manusia.

Semoga Allah menjauhkan kita dari kekeliruan ini.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada-Mu lah (Allah) kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah kami meminta pertolongan” (al-Fatihah: 5)

Asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Berlepas Diri dari Sifat Ghuluw/Ekstrim kepada Dirinya.

Terkait sikap ghuluw atau ekstrim sebagian orang terhadap kemuliaan asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jailani rahimahullah, al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts Wal Ifta, Dewan fatwa Negeri Saudi Arabia menyebutkan, “Kami yakin bahwa asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jailani yang dinisbahkan kepada beliau berbagai macam hal ini, berlepas diri dari syair-syair (yang berisi sikap ekstrim terhadap beliau) sebagaimana berlepas dirinya srigala dari tuduhan telah membunuh anak nabi Ya’qub alaihissalam.”
Bahkan banyak juga di antara para ulama ahlussunnah yang meluruskan kekeliruan sikap ghuluw terhadap asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jailani tersebut.

Al-Imam Ibnu Katsir mengatakan, ”Orang-orang banyak menukilkan hal dari Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, baik berupa ucapan, perbuatan, penyingkapan urusan gaib, yang mayoritasnya adalah ghuluw (sikap ekstrim). Padahal beliau adalah seorang yang shalih dan wara’”. (al-Bidayah wan Nihayah).

Al-Imam Ibnu Rajab mengatakan, “Banyak riwayat dalam kitab ini (tentang asy-Syaikh al-jailani) yang bersumber dari orang-orang yang majhul (tidak dikenal). Juga terdapat perkara-perkara yang mustahil, sesat, klaim, dan ucapan yang batil. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.” (Dzail Thabaqat Hanabilah).

Wallahu a’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button