Gambaran Ambisi Manusia Terhadap Dunia

Pembaca budiman yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Dalam kehidupan dunia ini rasanya kita ingin selalu mendapatkan yang lebih dan selalu merasa kurang terhadap pemberian yang Allah berikan kepada kita.
Dari ‘Abdullah Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Jika seandainya anak Adam memiliki lembah berisi harta, tentu dia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Dan tidak akan memenuhi mata anak Adam kecuali tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari).
Pada hadits di atas terdapat faedah bahwasanya seseorang hamba tidak akan puas terhadap harta yang dia miliki sampai dia bertaubat atau sampai dia meninggal, kalau dia mengikuti hawa nafsunya dia akan merasa kurang dan kurang.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda :
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
“Tidaklah dua ekor serigala dalam keadaan lapar dilepas pada sekawanan kambing akan lebih merusak dibandingkan dengan ambisi seseorang terhadap harta dan kedudukan pada agamanya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2298 dari sahabat Ka’b bin Malik Radhiyallahu Anhu).
Wabillahi taufiq.