Manhaj

Siapakah Ulama yang Sebenarnya?

Pembaca yang budiman dan semoga dirahmati oleh Allah,

Tidak dipungkiri betapa besar kedudukan para ulama di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dimana Allah telah menyebutkan keutamaan mereka di berbagai tempat di dalam kitab suci-Nya.

Allah menyebutkan sifat sanjungan bagi para ulama di dalam firman-Nya:

﴿إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ﴾

“Yang khasyah (takut) kepada Allah hanyalah ulama.” (QS. Fathir : 26).

Al-Imam Ismail bin Umar Ibnu Katsir asy-Syafi’i Rahimahullah berkata pada tafsir ayat di atas:

“Yaitu, yang khasyah (takut)¹ kepada Allah dengan sebenar-benar khasyah adalah para ulama yang mengenal-Nya.

Karena semakin dalam pengetahuan hamba terhadap Allah Al-‘Azhim (Yang Maha Agung), Al-Qadir (Yang Maha Mampu), Al-‘Alim (Yang Maha Berilmu) yang tersifati dengan sifat-sifat kesempurnaan dan nama-nama yang indah, semakin sempurna hamba mengenal Allah dan semakin berilmu tentang-Nya, maka khasyah pada diri hamba tersebut semakin besar dan banyak.

Namun, menyisakan tanda tanya. Siapakah ulama itu? Apa kriteria ulama dan bagaimana ciri-cirinya? Tentunya dalam hal ini para ulama menyebutkan banyak ciri-ciri seseorang bisa disebut sebagai ulama.

Di antaranya disebutkan oleh al-Imam al-‘Allamah al-Hafizh Abu Umar Yusuf bin Abdullah Ibnu Abdil Bar al-Andalusy (wafat 463 H) Rahimahullah dalam kitabnya Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlih jilid 2, hal 28 – 29 :

Berkata al-Imam Sufyan bin ‘Uyainah Rahimahullah :

“Seorang ulama ialah orang yang menunaikan hak setiap hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam“. (Yaitu dengan mengamalkannya, pen)

Al-Imam Ibnu al-Majisyun Rahimahullah berkata:

“Dahulu para ulama berkata bahwa seseorang tidaklah menjadi seorang imam (ulama) dalam Ilmu Fikih sampai dia menjadi imam dalam Ilmu Al-Quran dan Al-Atsar (Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam).

Seseorang pun juga tidak bisa menjadi seorang imam dalam Al-Atsar ketika dia tidak menjadi imam dalam Ilmu Fikih.”

Tentunya tidak diragukan lagi bahwa di antara sekian ulama besar yang memiliki ciri-ciri di atas adalah Al lmam Malik, Al lmam Asy Syafi’i, Al lmam Ahmad Bin Hanbal Rahimahumullah yang dimana mereka semua memiliki sebuah pernyataan yang serupa yaitu :

“Apabila telah datang hadits yang shahih maka kandungan hadits itulah yang menjadi madzhabku.”

Semoga kita bisa meneladani para ulama pembina umat dalam hal yang ma’ruf berdasarkan apa yang datang dari Al Quran dan Al Hadits.

——————-
1. Khasyah adalah rasa takut yang dilandasi dengan ilmu syar’i, yang bersumber dari dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button