Hadits

Kapan Saja Kita Disunnahkan untuk Bershalawat kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam

 

Tak diragukan lagi bahwasanya sebagai umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kita diwajibkan untuk mencintai beliau, memuliakan serta menjunjung tinggi sunnah-sunnah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Diantara cara mengungkapkan rasa cinta, memuliakan serta mengagungkan beliau adalah dengan kita memperbanyak shalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana hal ini sejalan dengan perintah Allah ‘Azza wa jalla kepada kaum mukminin dalam ayat-Nya yang mulia :

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
(QS. Al-Ahzab : 56).

KEUTAMAAN SHALAWAT

Bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki banyak keutamaan, diantaranya apa yang disebutkan dalam sebuah hadits dari Shahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

(من صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً صلَّى اللَّهُ عليهِ عشرَ صلواتٍ، وحُطَّت عنهُ عَشرُ خطيئاتٍ، ورُفِعَت لَهُ عشرُ درجاتٍ)

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah ‘Azza wa jalla akan bershalawat untuknya sepuluh kali, akan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan akan diangkat untuknya sepuluh derajat. “
(HR. an-Nasa’i no 1296 dan dishahihkan oleh al-Albani).

WAKTU-WAKTU YANG DISUNAHKAN BERSHALAWAT

Bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam disunnahkan pada setiap waktu dan kondisi, namun pada sebagian waktu dan kondisi tertentu bershalawat kepada beliau lebih disunahkan dan dianjurkan.

Al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah ta’ala dalam kitabnya yang berjudul ‘ Jalaul Afham, ‘ menyebutkan lebih dari 40 (empat puluh) waktu yang disunahkan bagi seorang muslim untuk bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di antara waktu tersebut yang ingin kami sebutkan :
1. Disunahkan bershalawat ketika seseorang mendengar disebutkannya nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapannya, bahkan sebagian ulama berpandangan bahwasanya hal ini hukumnya wajib berdasarkan sebuah hadits dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu yang mengandung ancaman, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

رغم أنف رجل ذكرت عنده فلم يصل عليه

“Duhai celakalah seseorang, (saat) aku disebut di hadapannya namun ia tidak mengucapkan shalawat atasku.”
(HR. Tirmidzi no 3545 dan dishahihkan oleh al-Albani dalam shahih Tirmidzi).

2. Bershalawat selepas adzan berkumandang, hal ini berlandaskan sebuah hadits dari Shahabat Abdillah bin Amr Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“إذا سمعتم المؤذن فقولوا مثلما يقول، ثم صلوا علي فإنه من صلى علي صلاة؛ صلى الله عليه بها عشرًا”

“Apabila kalian mendengar muadzin mengumandangkan adzan maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan muadzin, kemudian bershalawatlah untukku, karena siapa yang bershalawat untukku satu kali niscaya Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.
(HR. Muslim no 384).

3. Bershalawat sebelum memanjatkan doa, hal ini sesuai dengan anjuran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

( إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ، ثُمَّ لْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، ثُمَّ لْيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ).

“Apabila salah seorang dari kalian hendak berdoa maka mulailah dengan memuji Allah ‘Azza wa jalla lalu ucapkanlah shalawat atasku, kemudian berdoalah sesuai apa yang ia kehendaki.”
(HR. Tirmidzi no. 3477 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).

4. Disunahkan untuk bershalawat pada hari Jum’at, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إنَّ مِن أَفْضلِ أيَّامِكُمْ يَوْمَ الجُمُعةِ، فَأَكْثِرُوا عليَّ مِنَ الصلاةِ فِيهِ، فإنَّ صَلاتَكُمْ معْرُوضَةٌ علَيَّ

Sesungguhnya hari yang paling utama adalah hari Jumat, karena itu perbanyaklah membaca shalawat untukku. Sesungguhnya shalawat kalian ditampakkan kepadaku.”
(HR. Abu Dawud no.1531 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani.)

LAFADZ SHALAWAT

Lafadz shalawat yang paling sempurna dan utama adalah Shalawat Ibrahimiyah, yaitu lafadz shalawat yang wajib dibaca oleh setiap orang yang melaksanakan shalat pada gerakan tasyahud akhir, namun apabila ia bershalawat dengan membaca lafadz yang lebih ringkas maka hal ini tidak mengapa, seperti lafadz :

(صلى الله عليه و سلم)

(Shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Atau lafadz semisal :

(اللهم صل على محمد و على آله و أصحابه و سلم.)

(Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi wa sallam), atau lafadz-lafadz semisalnya.

Semoga Allah ‘Azza wa jalla menggolongkan kita termasuk umat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang betul-betul mencintai beliau, dan memudahkan kita untuk senantiasa bershalawat kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button