Kado Indah untuk Pejuang Aspirasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demonstrasi adalah pernyataan protes yang dikemukakan secara massal; unjuk rasa.
Demonstrasi biasa disebut demo adalah suatu bentuk unjuk rasa atau sebuah gerakan yang dilakukan oleh sekumpulan orang atau kelompok di muka umum.
Unjuk rasa ini biasanya dilakukan karena kekecewaan atau ketidakpuasan akan sebuah sistem atau kebijakan yang akan atau tengah berjalan.
Demonstrasi, unjuk rasa dan semacamnya seolah telah menjadi elemen penting dalam denyut nadi demokrasi sebagai gerakan moral untuk mengontrol kekuasaan yang dianggap melenceng dari “konstitusi”.
Dalam sejarah demo yang terjadi di negeri ini tak jarang pemandangan anarkis dan bentrok antar pendukung maupun bentrok dengan aparat keamanan senantiasa mewarnai aksi tersebut, yel-yel, umpatan dan berbagai ujaran kebencianpun dilontarkan. Na’udzubillah min dzalik.
Bagaimana Pandangan Islam Tentang Demo?
Islam menilai bahwa aksi demo merupakan tanda seseorang keluar dari ketaatan pada penguasa. Padahal dalam Islam kita diperintahkan untuk menaati penguasa/pemerintah meskipun ia zalim dan fasik.
Jika ingin menyampaikan nasihat kepada penguasa, maka Islam memiliki aturan, yaitu sampaikanlah nasihat, masukan atau aspirasi dengan cara yang terbaik dan terbimbing, bersikap lembut, penuh kasih sayang.
Ingatlah bagaimana Allah mengutus Musa dan Harun ‘alaihimassalam kepada Fir’aun, apa yang Allah perintahkan kepada mereka berdua? Allah berfirman (artinya): ‘Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia akan ingat atau takut.’ (Q.S. Thaha : 44).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda (artinya):
“Barangsiapa yang ingin menasihati seorang penguasa, maka janganlah ia melakukannya secara terbuka (terang-terangan), tetapi ambillah tangannya dan ajaklah ia berbicara secara pribadi. Jika penguasa itu menerima nasihatnya, maka itulah yang diharapkan. Jika tidak, maka ia telah melaksanakan kewajibannya.” [H.R Ahmad dalam Al-Musnad (24/48) dan Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah (2/521)].
Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali rahimahullah menukil penjelasan Syaikh bin Baz rahimahullah dalam muhadharahnya tentang metode dakwah ilallah, bahwa beliau berkata:
“Karena itu, metode yang baik adalah salah satu cara terbesar agar diterima kebenaran, sedangkan metode yang buruk dan kasar adalah salah satu cara terburuk ditolaknya dan tidak diterimanya kebenaran serta menimbulkan kekacauan, kezaliman dan permusuhan.
Hal ini juga mencakup tindakan beberapa orang yang melakukan demonstrasi yang dapat menyebabkan kerusakan besar bagi para da’i. Aksi turun ke jalan-jalan, teriakan dan demonstrasi bukanlah jalan untuk melakukan perbaikan dan dakwah.
Jalan yang benar adalah dengan kunjungan dan surat-menyurat yang lebih baik. Engkau dapat menasihati pemimpin, amir dan kepala suku dengan cara ini, bukan dengan kekerasan dan demonstrasi.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tinggal di Mekah selama tiga belas tahun dan tidak pernah menggunakan demonstrasi tidak juga aksi turun ke jalan-jalan, serta tidak pernah mengancam orang-orang dengan merusak harta mereka atau membunuh mereka.
Maka Syaikh Bin Baz rahimahullah menasihati para da’i (juru dakwah) untuk:
1. Menggunakan metode yang lembut dan santun dalam dakwahnya kepada kaum muslimin maupun orang kafir.
2. Menunjukkan kasih sayang kepada orang muslim, orang kafir, penguasa dan lain-lain.
3. Mengutamakan kasih sayang kepada penguasa dan pemimpin, karena mereka membutuhkan lebih banyak kasih sayang dan metode yang baik.
4. Bahwa metode yang baik adalah salah satu cara terbaik diterimanya kebenaran.
5. Bahwa metode yang buruk dan kasar adalah salah satu cara terburuk ditolaknya kebenaran.
Beliau menjelaskan bahwa demonstrasi dan protes bukanlah cara yang tepat untuk melakukan perubahan dan dakwah. Sebaliknya, dia menyarankan untuk menggunakan metode seperti kunjungan dan surat-menyurat. [Hukmul Muzhaharat fil Islam ditulis oleh Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali].
Di masa ini aspirasi dan nasihat kepada pemerintah bisa disampaikan melalui email resmi atau berbagai media sosial resmi yang telah disediakan oleh pemerintah. walhamdulillah.
Pembaca yang dimuliakan Allah..
Demikianlah bimbingan agama kita Islam, semua jalan keluar yang ditawarkan dan diberikan tidak sampai keluar dari bingkai rahmatan lil ‘alamin sebagai perwujudan kasih sayang Allah terhadap seluruh alam ini, adapun demonstrasi bukanlah ajaran dan bimbingan Islam sedikitpun, selayaknya untuk ditinggalkan dan umat harus diperingatkan dari bahayanya.
Semoga Allah menjaga pemerintah negeri ini dan kita semua. Amiin ya rabbal ‘alamin. (UMNR).