Adab Menuju Masjid

Dalam kehidupan seorang muslim, masjid memegang peran sentral sebagai tempat suci untuk bersujud, bermunajat, dan mempererat ukhuwah sesama muslim.
Bukan hanya tempat ibadah semata, masjid adalah simbol kesucian, ketundukan, dan kemuliaan.
Oleh sebab itu, saat hendak melangkahkan kaki menuju masjid, seorang muslim hendaknya tidak hanya mempersiapkan jasadnya, tetapi juga membersihkan niat dan memperhatikan adab-adab yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Setiap langkah yang diayunkan menunju masjid seharusnya menjadi bagian dari ibadah itu sendiri, yang dilandasi dengan adab dan etika.
Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk memahami dan mengamalkan adab-adab yang dianjurkan ketika hendak pergi ke masjid, agar kehadirannya di rumah Allah benar-benar mencerminkan ketakwaan, rasa hormat, dan kesungguhan dalam beribadah.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan mengulas beberapa adab menuju masjid yang seharusnya dijaga dan diamalkan sebagai bentuk penghormatan terhadap kesucian masjid dan ibadah yang akan dilakukan di dalamnya.
1. Bersuci (berwudhu) dari rumah
Sebagaimana dalam hadits Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وما من رجل يتطهر فيحسن الطهور ثم يعمد إلى مسجد من هذه المساجد إلا كتب الله له بكل خطوة يخطوها حسنة، ويرفعه بها درجة، ويحطّ عنه بها سيئة
“Tidaklah seseorang berwudhu dengan sempurna, kemudian menuju masjid kecuali Allah akan mencatat untuknya setiap langkahnya satu pahala, mengangkatnya satu derajat, dan menghapuskan darinya satu kesalahan.” (HR. Muslim, no. 654).
2. Menjauhkan diri dari segala hal yang menyebabkan bau tak sedap pada mulut dan badan, seperti rokok yang diharamkan, maupun makanan berbau menyengat seperti pete, jengkol, dan bawang, agar tidak mengganggu para malaikat dan orang lain saat beribadah.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَكَلَ ثُومًا أَوْ بَصَلًا فَلْيَعْتَزِلْنَا، أَوْ لِيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا، وَلْيَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ
“Barang siapa yang makan bawang merah atau bawang putih, hendaknya menjauhi kami atau menjauh dari masjid kami dan hendaknya ia berdiam di rumahnya.” (HR. Muslim, no.564).
3. Berpakaian dengan pakaian yang rapi dan dianjurkan bagi pria untuk menggunakan wewangian.
Sebagaimana disebutkan dalam ayat,
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (QS. Al-A’raf: 31).
Begitupula dalam hadits ‘Abdullah bin Mas’ud bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الجَمالَ
“Sesungguhnya Allah itu Jamil (Indah) dan menyukai segala yang indah.” (HR. Muslim, no. 91).
4. Membaca doa ketika keluar rumah.
Diantara doa yang disyariatkan adalah,
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”
5. Berjalanlah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ الإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلاَةِ ، وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلاَ تُسْرِعُوا ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
“Jika kalian mendengar iqomah, maka berjalanlah menuju shalat, dan tetaplah tenang dan khusyuk serta jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapati dari imam, maka ikutilah. Dan apa yang luput dari kalian, maka sempurnakanlah.” (HR. Bukhari, no. 636 dan Muslim, no. 602).
6. Ketika menuju masjid, hendaknya membaca doa berikut.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى لِسَانِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا وَاجْعَلْ خَلْفِى نُورًا وَأَمَامِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى نُورًا وَمِنْ تَحْتِى نُورًا اللَّهُمَّ وَأَعْظِمْ لِى نُورًا
“Ya Allah, berikanlah cahaya di hatiku, lisanku, pendengaranku, penglihatanku, di belakangku, di hadapanku, di atasku dan di bawahku. Ya Allah berikanlah aku cahaya.” (HR. Abu Dawud, no. 1354.)
7. Masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa berikut.
بِسْمِ اللَّهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذُنُوبِى وَافْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
“Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.” (HR. Ibnu Majah, no. 771 dan Tirmidzi, no. 314. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
8. Mengerjakan shalat tahiyyatul masjid.
Dari Abu Qotadah bin Rib’i bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ، فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ
“Apabila kalian masuk masjid, janganlah duduk, sampai shalat dua rakaat.” (HR. Muslim, no. 714).
Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah. Tentunya adab-adab ini semua bukanlah sekedar adab-adab lahiriah saja melainkan cerminan keimanan dan penghormatan kita terhadap rumah Allah.
Dengan adab-adab yang kami sebutkan di atas, menunjukkan bahwa ibadah tidak hanya dimulai di dalam masjid, tetapi sejak langkah pertama kita keluar dari rumah.
Semoga Allah memudahkan kita untuk bisa beramal dengannya, dan senantiasa membimbing kita untuk terus menjaga adab ini, serta menjadikannya sebagai bagian dari akhlak sehari-hari, dan semoga Allah menerima setiap langkah kita sebagai ibadah yang bernilai di sisi-Nya. (UAW).






