Raqaiq

Makna Firman Allah; “Amalan Puasa Itu Untuk-Ku”

 

“Amalan puasa adalah untuk-Ku.”

Demikianlah potongan hadits qudsi yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari no. 1761 dan al-Imam Muslim no. 1946 dalam Shahih beliau berdua rahimahumallah.

Tentang makna dari potongan firman Allah tersebut dijelaskan oleh al-Imam al-Hafizh Ahmad  bin Ali Ibnu Hajar al-‘Asqalani asy-Syafi’i rahimahullah dalam kitab Fathul Bari (4/138-139). Tentang maknanya,  para ulama berbeda pandang/pendapat sampai 10 pendapat. Beliau sendiri merajihkan (menguatkan) pendapat pertama dan kedua, yaitu (secara ringkas) :

1. Amalan puasa tidak bisa disisipi oleh riya’. Kemudian al-Hafizh Ibnu Hajar membawakan penjelasan dari al-Imam al-Qurtubi rahimahullah:

Ketika berbagai amalan ibadah bisa tersisipi riya’, sementara puasa, sebatas amal prakteknya, tidak ada yang bisa mengetahui kecuali hanya Allah, maka Allah sandarkan kepada diri-Nya. Oleh karenanya, Allah menyatakan dalam firman-Nya : dia meninggalkan kebutuhan syahwatnya karena Aku“.

Al-Imam an-Nawawi asy-Syafi’i juga menyatakan kalimat senada dalam Syarah Shahih Muslim (8/29) :

وَقِيلَ لِأَنَّ الصَّوْمَ بَعِيدٌ مِنَ الرِّيَاءِ لِخَفَائِهِ بِخِلَافِ الصَّلَاةِ وَالْحَجِّ والغزو وَالصَّدَقَةِ وَغَيْرِهَا مِنَ الْعِبَادَاتِ الظَّاهِرَةِ

“Ada yang menafsirkan (makna Puasa untuk-Ku) karena amalan puasa jauh dari riya’ karena kesamarannya. Berbeda halnya dengan shalat, haji, berjihad, sedekah, dan amalan lainnya yang nampak (bisa disaksikan).”

2. Maksud dari potongan hadits “Aku sendiri yang akan membalas amalan puasa” adalah hanya Allah saja yang mengetahui kadar pahala dan pelipatgandaannya. Adapun ibadah lainnya maka masih bisa dilihat oleh manusia. Al-Imam al-Qurtubi rahimahullah menjelaskan:

Makna potongan hadits tersebut adalah berbagai amalan ibadah bisa diketahui oleh manusia berapa kadar pahalanya, yaitu dilipatgandakan dari 10× sampai 700×, bahkan sampai kadar yang dikehendaki Allah. Berbeda halnya dengan puasa, Allah membalasnya (dengan balasan) yang tidak terjangkau dengan angka“.

Semoga Allah menjadikan amalan ibadah puasa kita sebagai amalan yang diterima oleh-Nya, dan mendapat pahala yang tak terhingga, sampai tak terjangkau hitungan. Amin Allahumma Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button