Doa Memohon Perlindungan dari Kejelekan di Masa Tua

Setiap manusia memiliki fase kehidupan yang telah Allah ‘Azza wa jalla gariskan. Dimulai dari saat ia berada dalam rahim ibunya, kemudian Allah tiupkan ruh padanya pada usia 120 hari, lalu ia lahir ke dunia, kemudian Allah beri fase masa kanak-kanak dilanjutkan dengan masa remaja hingga menginjak dewasa.
Setelah itu manusia memasuki usia tua, di mana kekuatan mulai melemah, rambut memutih, dan badan tak lagi sekuat dahulu, Allah ‘Azza wa jalla menceritakan secara ringkas fase perjalanan manusia ini dalam ayatnya,
ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ ضَعۡفًا وَشَيۡبَةً ۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ
“Allah-lah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kalian) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kalian) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.”
(QS. Ar-Rum : 54).
Masa tua adalah masa di mana seorang insan daya ingatnya mulai melemah, langkah pun tidak lagi kokoh, sangat membutuhkan perhatian, kasih sayang, serta bantuan dari anak-anak dan keluarganya. Bahkan tak jarang masa tua dianggap sebagai masa yang “merepotkan” orang lain.
Masa tua adalah masa ketika seorang insan kembali pada sifat dan tingkah laku seperti anak-anak, di masa itu bahkan terkadang ucapan dan tingkah lakunya tidak terkontrol sebagaimana anak kecil.
Di masa itu, sebagian mereka mungkin melakukan hal-hal yang menurut kita tidak pantas, berbicara tanpa pertimbangan, marah tanpa sebab, atau berbuat sesuatu yang memalukan di hadapan orang lain.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَٱللَّهُ خَلَقَكُمۡ ثُمَّ يَتَوَفَّىٰكُمۡ ۚ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرۡذَلِ ٱلۡعُمُرِ لِكَيۡ لَا يَعۡلَمَ بَعۡدَ عِلۡمٍ شَيۡئًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٞ قَدِيرٞ
“Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Kuasa.”
(QS. An-Nahl : 70).
Itulah diantara tanda keagungan dan kekuasaan Allah ‘Azza wa jalla, Ia Maha Mampu dengan hikmah-Nya mengembalikan keadaan manusia kepada keadaan awal penciptaan mereka, dan sekaligus itu menunjukkan lemahnya makhluk dihadapan Allah ‘Azza wa jalla, sehingga tidak sepantasnya seorang hamba untuk menyombongkan kekuatan yang dimilikinya padahal itu bersifat sementara dan lekas sirna, oleh karenanya Allah mengingatkan dalam ayatnya,
وَمَن نُّعَمِّرۡهُ نُنَكِّسۡهُ فِي ٱلۡخَلۡقِ ۚ أَفَلَا يَعۡقِلُونَ
“Dan barang siapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia (menjadi lemah) sebagaimana awal penciptaan(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?”
(QS. Ya-Sin : 68).
Oleh karenanya agama Islam adalah agama yang mengajarkan seluruh kebaikan, tidaklah ada satu kebaikan kecuali Rasullulah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikannya, di antara kebaikan yang diajarkan oleh agama Islam adalah berlindung dari kejelekan di masa tua, dalam sebuah hadist dari Shahabat Sa’ad bin Abi Waqqas radhiyallahu ‘anhu bahwasanya beliau berkata,
تَعَوَّذُوا بِكَلِمَاتٍ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ بِهِنَّ : ” *اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْقَبْرِ*
Hendaklah kalian memohon perlindungan dengan beberapa kalimat yang dahulu digunakan oleh Nabi Shallallahu ‘alahi wa sallam, yaitu : ( Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan, aku berlindung dari fitnah dunia dan siksa kubur“). (Shahih Bukhari no. 5897).
Di antara doa sekaligus dzikir yang diajarkan oleh Rasullulah Shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk dibaca pada pagi dan petang, Shahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata, dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca wirid apabila telah masuk waktu sore dengan bacaan,
“إِذَا أَمْسَى قَالَ: «أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ”
“Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.
(HR. Muslim no. 2723) .
Ketika di pagi hari juga memanjatkan doa di atas dimulai dengan lafazh,
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ ……….
(dan seterusnya).
Semoga dengan sebab doa dan dzikir yang kita panjatkan kepada Allah ‘Azza wa jalla, Ia menjauhkan kita semua dari segala kejelekan di masa tua, menganugerahkan kekokohan iman dan taqwa hingga kita berjumpa dengan-Nya. Amiin. (UFDL).