Umum

Audio: Kisah Tragis Wabah di Zaman Ibnu Hajar Asy Syafi’i Rahimahullah

 

Saudaraku seiman yang berbahagia,

Ada sebuah kisah yang menyebutkan upaya sebagian kaum muslimin untuk menghilangkan wabah tha’un yang terjadi pada waktu itu. Sayangnya upaya tersebut tidak membuahkan hasil sebagimana yang diharapkan.

Kisah di atas disebutkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar Asy Syafi’i rahimahullah.

Beliau berkata,

“…. Adapun berkumpul bersama seraya berdoa dalam rangka diangkatnya musibah seperti berdoa ketika minta turun hujan adalah kebid’ahan yang muncul ketika wabah Tha’un melanda kota Damaskus pada tahun 749 H.

Aku telah membaca sebuah juz dalam kitab karya Al Manbijy -setelah beliau (Al Manbijy) mengingkari berkumpulnya manusia di sebuah tempat seraya berdoa sambil berteriak-teriak dengan teriakan yang melengking yang terjadi pada tahun 764 H-. Ketika terjadi wabah tha’un di kota Damaskus.

Beliau menyebutkan bahwa wabah itu terjadi pada tahun 749 H; manusia beserta para pembesar kota tersebut berbondong-bondong menuju tanah lapang, mereka berdoa dan beristighatsah.

Kemudian setelah itu wabah Tha’un semakin dahsyat dan meluas, di mana sebelum acara doa bersama tersebut, kondisi wabah lebih ringan.

Saya katakan (Al Hafidz lbnu Hajar):

Telah terjadi yang seperti ini di zaman kami ketika muncul wabah Tha’un pertama kali di Kairo pada tanggal 27 Rabi’ul Akhir tahun 833 H, ketika itu jumlah korban yang meninggal masih di bawah angka 40 orang, kemudian manusia berbondong-bondong menuju ke tanah lapang pada tanggal 4 Jumadal Ula (di tahun yang sama, pen.) – setelah sebelumnya ada yang menyeru untuk berpuasa selama 3 hari – untuk melakukan shalat sebagaimana shalat minta hujan.

Mereka berkumpul dan berdoa selama beberapa saat, kemudian kembali ke rumah masing masing.

Setelah itu, belum juga berakhir bulan Jumadal Ula; jumlah korban meninggal setiap harinya di Kairo lebih dari seribu orang dan terus bertambah.

Kaum muslimin rahimakumullah Dari kisah di atas bisa diambil pelajaran bahwa amalan yang tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shalallahu’Alaihi wa Sallam (bid’ah) tidak akan mendatangkan pertolongan Allah. Bahkan sebaliknya, amalan bid’ah hanya akan mendatangkan murka Allah dan wabah atau musibah yang sedang terjadi bukannya berakhir akan tetapi malah akan bertambah parah.

Semoga Allah memberikan hidayah dan taufikNya serta memberikan keselamatan dan kesehatan kepada kita semua.

Wallahu a’lam bish-shawab

Referensi: Badzlul Ma’un hal 328 – 329 cet Darul Ashimah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button