Raqaiq

Amalan yang Menjadi Pembatas antara Pelakunya dengan Kekufuran

Islam memiliki rukun-rukun yang agung, tidak boleh bagi seorang muslim untuk melanggar atau meremehkan, bahkan wajib baginya untuk menunaikannya sesuai bimbingan syariat.

Termasuk sesuatu yang menyedihkan, tatkala banyak dari kalangan kaum muslimin yang meremehkan ibadah shalat.

Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ وَحَجِّ الْبَيْتِ

“Islam dibangun di atas 5 rukun: persaksian tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Apakah mereka tidak mengetahui perkataan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya :

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلاَءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَإِنَّ اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- سُنَنَ الْهُدَى وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِى بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّى هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِى بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلاَّ مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ

“Barangsiapa yang bergembira bertemu dengan Allah di hari esok dalam keadaan muslim, maka jagalah shalat-shalat ini ketika ia dipanggil untuk melaksanakannya. Karena Allah memerintahkan untuk Nabi kalian Shallallahu ‘alaihi wa sallam ajaran yang baik. Shalat berjama’ah merupakan bagian dari petunjuk yang baik. Seandainya kalian tetap shalat di rumah-rumah kalian seperti shalatnya orang yang tertinggal di rumahnya, niscaya kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, kalian tentu akan sesat. Sungguh aku telah melihat bahwa tidak ada yang tertinggal dari shalat berjama’ah melainkan seorang munafik yang jelas kemunafikannya.”

Berpikirlah dengan akal jernih, tentang apa yang telah engkau remehkan dari ibadah shalat.

Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا

“Sesungguhnya shalat merupakan kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang beriman.” (QS. An-Nisa : 103).

Setiap shalat memiliki waktunya, shalat tidak sah kecuali sesuai waktu yang telah ditentukan kecuali karena udzur syar’i.

Betapa meruginya tatkala engkau dijauhkan dari sesuatu yang bisa menyejukkan pandangan dan menenangkan jiwa seorang beriman.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلاةِ

“Pandanganku dijadikan sejuk di dalam shalat.” (HR. An-Nasai).

Apakah engkau tidak ingat tentang ancaman yang keras bagi seorang yang meninggalkan shalat?

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

بينَ الرجلِ وبينَ الشركِ والكفرِ تركُ الصلاةِ

“Pemisah antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim).

Maksudnya adalah bahwasanya yang membatasi keimanan dengan kesyirikan dan kekufuran adalah dengan melaksanakan shalat, ketika shalat ditinggalkan maka tidak ada pembatas lagi antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran. (lihat Aunul Ma’bud).

Seorang yang memiliki akal jernih dan hati yang bersih, tentu akan sadar dari kelalaiannya ketika mendengar dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Namun yang sangat mengherankan, banyak dari kaum muslimin yang telah mengetahui keutamaan dan pentingnya shalat serta bahaya meremehkan dan meninggalkannya, kemudian mereka tetap bermalas-malasan, bahkan  memperolok-olok ibadah shalat.

Allah Ta’ala berfirman :

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا  ۝ إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا

“Maka datanglah sesudah mereka, generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS. Maryam : 59-60).

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan. Semoga Allah ‘Azza wa jalla memuliakan Islam dan kaum muslimin. Menghinakan kekufuran dan orang-orang kafir. Aamiin. (UAIA).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Baca Juga
Close
Back to top button