Peringatan Maulid Nabi Bukti Cinta Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?
Sesungguhnya termasuk ibadah yang agung adalah mencintai Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Kecintaan yang harus dikedepankan daripada kecintaan seorang terhadap dirinya, orang tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya.
Dari sahabat yang mulia, Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Salah seorang dari kalian tidak beriman sampai aku lebih ia cintai dibandingkan orang tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya.” (Ash-Shahihain)
Bahkan Allah Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an:
قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, sanak keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah: 24)
Dalam ayat ini, Allah Ta’ala akan mendatangkan adzab bagi seorang yang lebih mengedepankan kecintaan dalam perkara-perkara dunia dari kecintaannya kepada Allah, Rasul-Nya, dan berjihad di jalan-Nya.
Hukum Perayaan Maulid Nabi
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah berkata: “Sesungguhnya perayaan maulid (hari kelahiran) semuanya bid’ah, baik itu maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam atau selainnya.
Salafus Shalih tidak pernah melakukannya dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga tidak pernah merayakan hari kelahirannya.
Padahal beliau adalah seorang yang mengajarkan dan membimbing umat. Sungguh, beliau telah menyampaikan dengan penjelasan yang jelas dan telah memberi nasehat kepada umat.
Tidaklah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam meninggalkan suatu jalan yang mendekatkan kepada Allah dan mendekatkan kepada rahmat-Nya, kecuali beliau menjelaskan dan membimbing umat kepadanya.
Tidaklah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam meninggalkan suatu jalan yang menjauhkan dari rahmat Allah dan mendekatkan kepada neraka, kecuali beliau menjelaskannya dan memperingatkan umat darinya.
Sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini, telah Aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku kepadamu dan Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”
(QS. Al-Maidah: 3).
Bukti Cinta kepada Nabi
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku. Niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS. Ali Imran : 31)
Inilah dalil cinta yang benar kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, yaitu mengikuti syariat yang beliau ajarkan. Sehingga wajib bagimu untuk mengikuti kebenaran dan menjauhi berbagai dosa dan kemaksiatan.
???? Sumber: binbaz.org.sa