Mitos Angka 13 Adalah Angka Sial
Paradigma bahwa angka 13 sebagai angka sial atau angka yang akan membawa sial, merupakan sebuah mitos yang masih hidup hingga saat ini. Ada banyak mitos yang beredar di dunia. Meski jaman telah modern, kepercayaan akan mitos nampaknya masih belum bisa ditinggalkan. Berbagai kepercayaan dan keyakinan manusia tentang suatu hal kerap membekas dan bahkan diturunkan pada generasi setelahnya.
Salah satu mitos yang masih hidup hingga saat ini adalah kepercayaan mengenai angka 13 sebagai angka sial.
Di berbagai negara, seperti China atau Amerika, bahkan Indonesia sebagian besar hotel dan bangunan tak memiliki lantai ketiga belas karena dianggap sebagai kesialan.
Bahkan, banyak nomor rumah yang tak memakai angka 13 karena takut penghuni di dalamnya akan bernasib sial.
Dikatakan bahwa mitos mengenai angka 13 menurut mereka diawali oleh banyak insiden yang memicu kepercayaan ini. Allahul musta’an.
Para pembaca yang dirahmati Allah,
Anggapan seperti ini sebenarnya sudah ada sejak Jaman Jahiliyah. Setelah Islam datang, maka ia dikategorikan ke dalam perbuatan syirik yang harus ditinggalkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
{ أَلَاۤ إِنَّمَا طَـٰۤىِٕرُهُمۡ عِندَ ٱللَّهِ وَلَـٰكِنَّ أَكۡثَرَهُمۡ لَا یَعۡلَمُونَ }
”Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf : 131).
Kemudian, anggapan sial dan membawa sial pada sebuah angka atau semisalnya yang diyakini oleh keumuman masyarakat, dalam ajaran Islam disebut Tathayyur atau Thiyarah, yaitu meyakini suatu keburuntungan atau kesialan didasarkan pada kejadian, tempat, atau waktu tertentu.
Dalil yang menunjukkan bahwa Tathayyur atau Thiyarah termasuk kesyirikan adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ.
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.”
[HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 909), Abu Dawud (no. 3411), Lafazh ini lafazh Abu Dawud, dari Sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu].
Thiyarah termasuk syirik yang menafikan kesempurnaan tauhid, Apabila kita telah mengetahui bahwa anggapan sial atau keberuntungan seperti itu termasuk kesyirikan, maka kewajiban kita selanjutnya adalah menjauhinya dan menjauhkannya dari keluarga kita anak dan istri kita dari keyakinan tersebut. Sehingga kita beserta keluarga kita tidak terjerembab kedalam kubangan dosa besar yang paling besar dan tidak diampuni Allah Azza wa Jalla, yaitu dosa syirik.
Hilangkanlah thiyarah ini dengan tawakkal!
Untuk menghilangkan persangkaan sial di sini hanyalah dengan tawakkal. Karena tawakkal terdapat ketergantungan hati pada Allah. Hadits yang telah lewat disebutkan, “Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” Kemudian meninggalkan anggapan sial tersebut tanpa ragu dan bimbang.
Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa menjaga dan melindungi kita dari kesyirikan.