Hubungan Akidah Seseorang dengan Akhlaknya
Diriwayatkan oleh Al lmam Al Baihaqy Asy Syafi’i rahimahullah dalam kitab beliau Syu’abul lman, bahwasanya datang seseorang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk meminta nasehat, maka Beliau pun bersabda:
أُوْصِيْكَ أَنْ تَسْتَحْيِيَ مِنَ اللّهِ كَمَا تَسْتَحْيِي مِنَ الرَّجُلِ الصَّالِحِ مِنْ قُوْمِكَ
“Aku wasiatkan kepadamu, hendaklah engkau malu kepada Allah sebagaimana engkau malu kepada seorang yang shalih dari kaummu”.
Dengan rasa malunya tersebut, seorang hamba akan tercegah dari berbuat sesuatu yang diharamkan oleh Allah Ta’ala dari kesyirikan, kemungkaran, kemaksiatan dan berbagai keharaman lainnya.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sifat malu bagian dari akhlak mulia yang sangat ditekankan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Para pembaca rahimakumullah,
Di antara sabda beliau yang berkaitan dengan akhlak secaca umum adalah apa yang termaktub dalam sebuah hadits yang shahih sebagai berikut:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ (رواه البيهقي)
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah dalam rangka untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”.
Disebutkan oleh Ulama Besar di zaman ini yaitu Asy Syaikh Bin Baz rahimahullah bahwasanya perkara terbesar dan pondasi dasar dari akhlak yang mulia adalah kewajiban mentauhidkan Allah semata dan mengikhlaskan seluruh amalan hanya kepada-Nya disertai perbuatan meninggalkan kesyirikan dan menyekutukan-Nya. ( Majmu Fatawa wa Maqalat Asy Syaikh Bin Baz 7/154 ).
Semoga kita senantiasa digolongkan oleh Allah menjadi hamba-hamba-Nya yang berakhlak mulia.
Aamiin Ya Mujibas Sailiin.