Contoh Zuhud Calon Penghuni Surga
Sifat zuhud adalah salah satu sifat mulia yang sangat dianjurkan di dalam Islam. Ia adalah sebuah sifat dan perilaku, yang bila ada pada seseorang niscaya ia akan dicintai oleh Allah dan dicintai pula oleh manusia.
Lihatlah bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberi pesan kepada umatnya agar memiliki sifat zuhud terhadap dunia.
Dari Abul Abbas Sahl bin Sa’ad as-Sa’idiy Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: ada seorang lelaki mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu berkata:
“Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan, yang bila aku mengerjakannya niscaya Allah akan mencintaiku dan manusiapun mencintaiku.”
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:
“Zuhudlah terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimu. dan zuhudlah terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya manusia akan mencintaimu.”
Hadits hasan; diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan yang lainnya dengan sanad-sanad yang hasan.
Makna zuhud
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Aku mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -semoga Allah menyucikan jiwanya- berkata:
” Zuhud adalah, meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat pada kehidupan akhirat.”
(Madarijus Salikin 2/10).
Teladan terbesar bagi kita dalam sifat zuhud terhadap dunia, tentunya adalah nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian setelah beliau adalah para shahabat Radhiyallahu ‘Anhum dan generasi yang salih setelah mereka.
Di antara contoh teladan dalam sifat zuhud terhadap dunia
Amirul Mukminin Umar (Bin Al Khaththab) Radhiyallahu ‘Anhu datang ke negeri Syam. Kedatangan beliau di sambut oleh para amir dan para pembesar.
Lantas Umar berkata: “dimana saudaraku Abu Ubaidah?”
Mereka menjawab: “ia akan segera datang”.
Lalu datanglah Abu Ubaidah Radhiyallahu ‘Anhu mengendarai seekor unta yang hidungnya di ikat dengan tali, lalu ia mengucapkan salam kepada Umar kemudian berkata kepada orang-orang: “tinggalkanlah kami!”
Lalu Umar berjalan bersama Abu Ubaidah hingga sampai di rumahnya. Lantas Umar singgah di rumah Abu Ubaidah, dan ia tidak melihat di rumah Abu Ubaidah selain pedang, perisai, dan pelana kuda.
Lalu Umar berkata kepadanya: “mengapa engkau tidak mengumpulkan harta benda?”
Abu Ubaidah menjawab: “wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya barang-barang inilah yang akan menyampaikan kami ke tempat peristirahatan (di akhirat dengan selamat).”
(Siyar A’lamin Nubala’ 1/16-17).
Barokallahu fiikum