Fiqih

Adakah Shalat Ghaib?

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah berkata :

Shalat ghaib terdapat rincian; sebagian ulama berpendapat tidak disyariatkan shalat ghaib dan sebagian lainnya berpendapat disyariatkannya shalat ghaib.

Akan tetapi, jika si mayit memiliki kedudukan dalam Islam, seperti Raja Najasyi Rahimahullah, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam shalat ghaib atasnya tatkala para shahabat mengabarkan kematian Najasyi di negerinya.

Tidak ada hadits tentang shalat ghaibnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kecuali hadits ini (shalat ghaib kepada Najasyi).

Apabila yang meninggal adalah seorang imam yang adil dan baik, maka dishalatkan baginya shalat ghaib. Penguasa memerintahkan untuk shalat ghaib kepadanya.

Demikian pula ulama dan para dai yang di atas kebenaran dan menyeru kepada hidayah, apabila dishalatkan baginya shalat ghaib, maka ini baik.

Adapun masing-masing individu manusia, maka tidak disyariatkan shalat ghaib atas mereka. Karena Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidaklah shalat ghaib pada setiap orang yang meninggal.

Hanyalah beliau shalat ghaib atas satu orang saja, yang memiliki peran dalam Islam. Karena Najasyi melindungi para shahabat Muhajirin yang mereka berhijrah ke Negeri Habasyah. Raja Najasyi memberi perlindungan, menolong, dan berbuat baik kepada para shahabat Muhajirin.

Maka Najasyi memiliki andil yang besar dalam Islam, oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam shalat ghaib atas kematiannya dan para shahabat ikut shalat ghaib bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Siapapun yang kondisinya seperti ini, yang memiliki andil dalam Islam (maka kaum muslimin shalat ghaib atas kematiannya). Semisal shalatnya kaum muslimin di negeri ini (Arab Saudi) atas kematian Presiden Republik Pakistan Rahimahullah.

Beliau memiliki sikap-sikap yang baik sesuai Islam. Penguasa Arab Saudi memerintahkan untuk shalat ghaib atasnya di Haramain (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi).

Karena beliau berhak atasnya, memiliki sikap-sikap yang mulia, perhatiannya dan perintahnya untuk berhukum dengan syariat Islam, serta semangatnya atas hal itu. Kami memohon ampunan kepada Allah bagi kami dan beliau.Apakah boleh shalat ghaib sebelum dan setelah mayit dikuburkan?

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah menjawab,

Boleh shalat ghaib sebelum atau setelah mayit dikuburkan.

Apakah sama, tata cara shalat jenazah (mayit ada di hadapannya) dan shalat ghaib (mayit tidak ada di hadapannya) ?

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah menjawab,

Tata cara shalat jenazah dan shalat ghaib sama.

Shalat jenazah telah diketahui, mayit dishalati sebelum dikubur. Sunnahnya shalat jenazah sebelum dikubur. Adapun yang tidak ada di hadapan mayit, jika mereka mengetahui kematiannya, maka mereka shalat ghaib, meski belum dikubur.

Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/18368/%D8

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca Juga
Close
Back to top button